Sabar Menanti Rilis Neraca Dagang, IHSG Dibuka Hijau Tipis

Putra, CNBC Indonesia
15 April 2021 09:28
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka semringah perdagangan pagi ini, Kamis (15/4/2021). Memulai hari di zona hijau 0,12% ke level 6.057,61. Selang 15 menit perdagangan sesi pertama IHSG lanjut naik 0,19% ke level 6.061,42.

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 1,4 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 50 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 25 miliar dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 13 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang dilego Rp 7 miliar dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang dijual Rp 5 miliar.

IMF kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 4,3%, dari sebelumnya 4,8%. Tetapi tidak hanya Indonesia, IMF juga menurunkan proyeksi PDB negara-negara Asia Tenggara yang disebut ASEAN-5.

IMF memperkirakan lima negara berkembang terbesar di Asia Tenggara secara kolektif tumbuh sebesar 4,9% pada tahun 2021, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2%. Kelima ekonomi tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Dari dalam negeri, rilis data neraca dagang akan menjadi penggerak IHSG, rupiah, hingga SBN. Neraca dagang menjadi penting karena menggambarkan kinerja ekspor dan impor.

Hasil konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan ekspor dan impor di bulan Maret diperkirakan tumbuh positif, yang tentunya bisa menjadi kabar bagus.

Ekspor tumbuh 12,085% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara impor diproyeksi naik 6,925% yoy sehingga neraca perdagangan bakal surplus US$ 1,6 miliar.

Neraca perdagangan Indonesia selalu mencatat surplus sejak Mei 2020. Pada Oktober 2020, surplus neraca perdagangan mencapai US$ 3,58 miliar, tertinggi sejak 2010.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular