
Makin Gokil! Kripto Mayoritas Menguat, Bitcoin Rekor Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar mata uang kripto (cryptocurrency) bergerak beragam mayoritas melesat pada perdagangan Rabu (14/4/2021) pukul 11:00 waktu Indonesia.
Bitcoin pun mencapai rekor terbarunya pada hari ini, setelah otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson (J&J), setelah dilaporkan memicu kasus penggumpalan darah akut terhadap enam orang penerima vaksin di AS.
Tercatat harga cryptocurrency yang paling terkenal, Bitcoin melesat hingga 5,32% ke level harga US$ 63.715,30 atau setara dengan Rp 930.243.380 (asumsi kurs 14.600), kemudian kripto terkenal kedua, Ethereum meroket hingga 8,48% ke US$ 2346,87 atau Rp 34.264.302.
Kripto lainnya seperti Binance Coin melemah 0,38% ke US$ 568,33, Ripple terbang 25,8% ke US$ 1,82, Cardano meroket 11,37% ke US$ 1,46, dan Tether turun tipis 0,08% ke US$ 0,99.
Optimisme investor di pasar kripto pun memuncak setelah otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson (J&J), setelah dilaporkan memicu kasus penggumpalan darah akut terhadap enam orang penerima vaksin di AS.
Dugaan tersebut kini sedang ditelusuri Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention).
"Kami merekomendasikan jeda penggunaan vaksin ini menyusul banyaknya peringatan," ujar Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) dalam pernyataannya di Twitter.
Saat ini, ada 6,8 juta vaksin mereka yang siap disuntikkan ke warga AS.
Selain itu, pergerakan juga dipengaruhi rilis data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi. Inflasi di AS pada bulan Maret dilaporkan tumbuh 2,6% year-on-year (YoY) lebih tinggi dari ekspektasi 2,5% YoY.
Kenaikan inflasi tersebut meski lebih tinggi dari prediksi tetapi tidak seburuk yang dibayangkan.
Pemerintah dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kompak menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan.
Kenaikan itu diduga bersifat sesaat karena kecilnya basis Maret 2020 akibat pembatasan masyarakat (lockdown) dan mulai dibelanjakannya stimulus.
Pejabat The Fed menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam ha pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan 0,25%.
Pasar cryptocurrency saat ini mencermati proses IPO Coinbase pada hari ini dan mendorong proyeksi bullish dari para analis yang menyarankan fear of missing out (FOMO), akan memicu popularitas crypto selanjutnya terus beranjak naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Loh! Pasar Kripto Rontok, Bitcoin Merosot Nyaris 1%
