Data Ritel Mengecewakan, 379 Saham Ambruk, IHSG Tumbang 2%!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
12 April 2021 16:00
IDX
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dalam negeri kembali berakhir merana pada perdagangan Senin (12/4/2021), di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles 2% ke level 5.948,57 pada hari ini.

Data perdagangan mencatat sebanyak 123 saham naik, 379 turun dan 137 lainnya flat. Nilai transaksi hari ini kembali menyusut menjadi Rp 9,5 triliun. Tercatat investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 521 miliar.

Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCa) sebesar Rp 185 miliar. Selain di saham BBCA, asing juga tercatat menjual saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 59 miliar.

Sedangkan beli bersih dilakukan asing di saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang dikoleksi sebesar Rp 12 miliar dan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar Rp 11 miliar.

Sejatinya sentimen untuk aset berisiko dalam negeri masih positif. Pertama karena imbal hasil (yield) obligasi dan dolar AS yang mulai melandai. Namun di sisi lain kabar kurang mengenakkan datang dari China.

Vaksin yang diproduksi Negeri Panda disebut tak terlalu manjur dalam melindungi diri dari Covid-19. Padahal, sekitar 60% vaksin yang dipakai pemerintah Indonesia dalam program vaksinasi saat ini merupakan produksi China.

"Tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," tutur dia dalam konferensi pers pada Minggu malam waktu setempat, di Chengdu. Dia mengakui pihaknya secara resmi masih menjajaki kemungkinan penggunaan vaksin dengan metode berbeda, seperti eksperimen mRNA yang banyak digunakan di Negara Barat.

Dari dalam negeri, investor memantau data penjualan ritel Indonesia bulan Februari. Hingga bulan Januari, penjualan ritel sudah negatif selama 14 bulan beruntun dan pada Februari anjlok 16,4% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Rilis data penjualan ritel dalam negeri pun mengecewakan. Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2021 sebesar 177,1. Terjadi kontraksi atau pertumbuhan negatif 2,7% (month-to-month/MtM). Secara YoY, kontraksinya mencapai 18,1%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular