
Sentimen Campur Aduk, Harga Minyak Mentah Terjebak Flat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah di bursa berjangka masih susah untuk bergerak. Dalam tiga hari terakhir harga si emas hitam cenderung flat. Namun mengawali pekan ini ada secercah harapan yang bisa membawa harga minyak naik.
Harga minyak mentah naik pada perdagangan pertama minggu ini, Senin (12/4/2021). Harga minyak Brent 25 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 63,20/barel dan minyak mentah AS yakni West Texas Intermediate (WTI) naik 17 sen atau 0,3% menjadi US$ 59,49/barel.
Harga naik di tengah harapan bahwa permintaan bahan bakar meningkat di Amerika Serikat saat musim mengemudi musim panas yang semakin dekat dan peluncuran vaksinasi Covid-19 yang semakin cepat, meskipun peningkatan jumlah kasus di negara lain membatasi kenaikan.
Sentimen yang campur aduk membuat harga tak banyak berubah. Saat ini pelaku pasar cenderung wait and see, menunggu perkembangan dari berbagai sentimen yang tengah merebak.
Amerika Serikat telah memvaksinasi penuh lebih dari 70 juta orang, dan di Eropa jumlah infeksi baru menurun saat penguncian diberlakukan, India melaporkan rekor kasus baru dan bagian lain Asia mengalami peningkatan beban kasus.
Dengan tren kasus global yang cenderung naik 25% dalam sebulan terakhir dan outlook yang tak seragam di berbagai negara kemungkinan akan membatasi prospek pemulihan mobilitas.
"Ekonomi AS berada pada titik perubahan di tengah ekspektasi bahwa pertumbuhan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, tetapi menghadapi risiko pembukaan kembali terlalu cepat dan memicu kebangkitan kembali kasus virus corona," Ketua Federal Reserve Jerome Powell, mengutip Reuters.
"Benar-benar ada risiko di luar sana. Dan yang paling utama adalah kami akan membuka kembali terlalu cepat, orang akan terlalu cepat kembali ke praktik lama mereka, dan kami akan melihat lonjakan kasus lain," kata Powell dalam wawancara CBS.
"Ada kekhawatiran secara global dengan meningkatnya kasus Covid-19 lagi dan sekarang Kanada menatap gelombang ketiga, pasar terus dihantui oleh masalah permintaan dari wabah ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aktivitas Bisnis AS Melambat, Harga Minyak Mentah Mendingin!