BNI Investime Week

Bedah Cuan: Saham BBNI Termasuk Murah & Layak Dibeli?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
09 April 2021 18:03
Bisnis Ritel Masih Sulit, Hippindo Minta Keringanan Cicilan & Pajak  (CNBC Indonesia TV)
Foto: Bisnis Ritel Masih Sulit, Hippindo Minta Keringanan Cicilan & Pajak (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dinilai cukup murah. Salah satu perhitungannya bisa dilihat dari price to book value (PBV).

"Harga saham perusahaan, misalkan BNI sekarang harganya sekitar Rp 6000 book value adalah nilai buku modal kita. Jadi modal BNI sekitar Rp100 triliun lebih kalau dibagi jumlah saham sekitar Rp5.900 lebih per lembarnya. Dengan harga saham Rp6000, dan harga buku kita Rp5900, maka price to book value kita 1 sampai 1,1 kali. Itu termasuk murah," kata Head of Investor Relation BNI, Yohan Setio dalam InvestTime Week BNI, Jumat (9/4/2021).

Untuk melihatnya juga ada dua faktor yakni secara historical dan perbandingan dengan bank lain.

Secara historical, beberapa tahun terakhir Yohan mengatakn price to book value BBNI 1,4 kali. Jadi kondisi sekarang hanya 1 kali menjadi under value.

"Artinya kalau ekonomi sudah pulih sudah recover kredit sudah lancar daya beli meningkat kredit macetnya turun, tidak menutup kemungkinan value BNI naik dari 1 kali ke 1,4 kali. Artinya 40% kenaikan valuasi translate kenaikan saham belum termasuk dividen," jelasnya.

Selain itu dari perbandingan bank lain juga berbeda jauh. Bank BUMN misalnya berada di sekitar 1,6 hingga 2,7 kali, sementara bank swasta seperti BCA mencapai 4 kali.

Dengan begitu, dia mengatakan tidak menutup kemungkinan valuasi saham BNI akan sama seperti bank lainnya. Sebab dari segi bisnis mirip da profitabilitas juga tidak berbeda jauh.

"Memang kalau kit lihat 1-2 tahun belakang profitabilitas BNI sedikit tertinggal. Kita buktikan selama pandemi laba kita masih bisa positif, likuiditas kita melimpah," ujar Yohan.

Dengan dua faktor itu, dia mengatakan memang masih under value. Artinya jika BNI dapat mempertahankan kinerja, kemungkinan naik masih terbuka lebar.

"Secara historical under value dengan kompetitor under value. Ini artinya apa? jika kita bisa mempertahankan kinerja kita terus membaik ke depannya, maka valuasi price to book value ini makin naik," kata Yohan.

Sebagai informasi, harga saham BBNI ditutup menguat 3,45% atau 200 poin menjadi Rp 6.000/saham pada akhir perdagangan Jumat (09/04/2021). Posisi hari ini menutup penguatan yang terjadi pada satu minggu perdagangan, kecuali pada Rabu (7/4/2021) ketika saham BBNI terkoreksi tipis 0,86%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BBNI diperdagangkan di level Rp 5.825-6.100/saham. Sebanyak 49,64 juta saham diperdagangkan dengan nilai Rp 298,15 miliar. Investor domestik masih mendominasi aksi jual, sementara investor asing terlihat mengoleksi saham perbankan ini.

Tercatat aksi jual investor domestik mendominasi senilai Rp 210,4 miliar (35,28%) untuk 35 juta lembar saham. Sementara untuk aksi beli senilai Rp 84,2 miliar (14,13%) untuk 14 juta saham.

Kemudian investor asing tercatat dominan mengoleksi saham ini senilai Rp 213,9 miliar (35,87%) untuk 35,6 juta saham. Lalu, untuk aksi jual tercatat Rp 87,8 miliar untuk 14,6 juta saham.

Pergerakan perdagangan BBNI pada pekan ini terlihat didominasi dengan warna hijau atau mengalami penguatan, dibandingkan pekan lalu ketika sahamnya terkoreksi. Bila dibandingkan dengan akhir pekan lalu, yang tercatat Rp 5.675, saham BBNI telah melesat 5,73%.

Dalam kesempatan yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis pada perdagangan akhir pekan Jumat (9/4/21) setelah seharian diperdagangkan di zona hijau. IHSG mengakhiri pekan ini dengan depresiasi 0,02% ke level 6.070,20.

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 11 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 66 miliar di pasar reguler. Terpantau 212 saham terapresiasi, 266 terkoreksi, sisanya 165 stagnan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bagaimana Prospek Saham BBNI di 2021, Simak Analisa Ini!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular