
Saham Bluechip vs Emas vs Bitcoin, Siapa Paling Cuan?

Emas merupakan salah satu aset yang menjadi primadona saat terjadi pandemi Covid-19. Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) melesat tajam, bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.065.000/batang untuk satuan 1 gram pada 7 Agustus 2020 lalu.
Namun, setelah mencapai rekor tersebut, harga emas Antam memasuki tren menurun. Di akhir kuartal I-2021, emas Antam berada di Rp 903.000/batang.
Kenaikan harga emas Antam tersebut mengikuti harga emas dunia. Stimulus moneter dan fiskal yang digelontorkan bank sentral dan pemerintah di berbagai negara menjadi pemicu kenaikan harga emas.
Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus tahun lalu, setelahnya terus merosot hingga berada di US$ 1.707/troy ons 31 Maret lalu.
Penurunan harga emas dunia tersebut menyeret turun harga emas Antam. Dari rekor tertinggi sepanjang masa mengalami penurunan lebih dari 15%. Tetapi jika dibandingkan posisi akhir 2018 Rp 676.000/batang, artinya emas Antam satuan 1 gram melesat lebih dari 33% hingga akhir kuartal I lalu.
Kenaikan harga emas Antam memang tajam dilihat dari akhir 2018, tetapi kapitalisasi pasar emas kini mulia digerogoti oleh mata uang kripto yang meroket ribuan persen.
Bank investasi JP Morgan, mengatakan investor institusional kini mulai beralih dari emas ke bitcoin. Hal tersebut terlihat dari capital outflow di pasar emas sejak pertengahan Oktober 2020 yang mencapai US$ 20 miliar, dan pada periode yang sama terjadi inflow di bitcoin, mata uang kripto paling populer, sebesar US$ 7 miliar.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Bitcoin Meroket Ribuan Persen, Tapi Masih Kalah dari Dogecoin
(pap/pap)