Heroik! Sempat Merah & Galau, IHSG Sukses Hijau Hari ini

Putra, CNBC Indonesia
07 April 2021 15:33
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terapresiasi perdagangan hari ini Rabu (7/4/21). Memulai hari dengan volatil dan sempat terlempar ke zona merah, IHSG mengakhiri perdagangan dengan kenaikan 0,56% ke level 6.036,61.

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 9 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 570 miliar di pasar reguler. Data perdagangan mencatat 251 saham terapresiasi, 225 saham terkoreksi, sisanya 164 stagnan.

Asing melakukan pembelian di saham PT JAPFA Tbk (JPFA) sebesar Rp 16 miliar dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Rp 20 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 234 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dijual Rp 97 miliar.

Sentimen positif untuk pasar keuangan Asia juga didukung dengan kenaikan angka PMI sektor jasa Negeri Panda. Angka PMI jasa China naik dari 51,5 di bulan Februari menjadi 54,3 bulan lalu.

Data-data ekonomi yang positif juga membuat harga minyak mentah global ikut terkerek naik. Minyak dan saham sejatinya cenderung punya korelasi yang positif kendati lemah. Artinya kenaikan harga minyak bisa menjadi sentimen positif bagi aset-aset berisiko.

Rilis data ekonomi sektor jasa juga akan mewarnai perdagangan hari ini. Apabila data menunjukkan bahwa sektor jasa kian bergeliat maka ini akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham.

Di dalam negeri sentimen penggerak pasar hari ini datang dari rilis data cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa pada posisi akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 138,8 miliar, karena ada kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Maret2021 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah sesuai pola jatuh tempo pembayarannya. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi." sebut keterangan tertulis BI,Rabu (7/4/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular