
Begini Cara Bursa Asia Merespons Data Apik dari China

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat dibuka menguat, bursa saham Asia ditutup beragam pada perdagangan Selasa (6/4/2021), di tengah data aktivitas jasa China yang tumbuh signifikan pada Maret 2021.
Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup ambles 1,3% ke level 29.696,63, setelah investor merealisasikan keuntungannya (profit taking) dan kekhawatiran yang muncul akan potensi gelombang keempat (fourth wave) pandemi corona di dalam maupun di luar Jepang.
Sedangkan Shanghai Composite China ditutup melemah tipis 0,04% ke 3.482,97, dan indeks STI juga melemah tipis 0,07% ke 3.207,63.
Sementara untuk indeks KOSPI Korea Selatan dan Indeks Harga Saham Gabungan masih mampu bertahan di zona hijau pada hari ini, di mana indeks KOSPI menguat 0,2% ke 3.127,08 dan IHSG juga menguat 0,54% ke 6.002,77.
Pemulihan di sektor jasa China bertambah cepat pada Maret 2021 karena perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja dan optimisme bisnis melonjak, meskipun tekanan inflasi tetap ada.
IHS Markit melaporkan indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) jasa China versi Caixin/Markit tumbuh signifikan menjadi 54,3 pada Maret 2021, dari sebelumnya pada Februari 2021 di angka 51,5.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi.
Walaupun rilis data ekonomi baru-baru ini kuat, tetapi analis memperingatkan bahwa itu dapat menyebabkan kekhawatiran inflasi dan pengetatan kebijakan.
"Jika inflasi China dan data pertumbuhan PDB, yang akan dirilis akhir bulan ini, mengalahkan ekspektasi, kekhawatiran pengetatan kebijakan akan kembali terkuak", kata Huaan Securities dalam sebuah laporan kepada Reuters.
Dari AS, kontrak berangka (futures) bursa saham mengindikasikan koreksi pada pembukaan nanti setelah Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 pada Senin mencetak rekor tertinggi baru merespons rilis data tenaga kerja AS pada Jumat yang positif.
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan ada 916.000 pekerja baru yang mendapatkan slip gaji pada Maret. Angka itu jauh lebih baik dari ekspektasi ekonom sebanyak 675.000 slip gaji.
Di lain sisi, lembaga Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) akan merilis laporan terkait outlook ekonomi global yang berjudul "World Economic Outlook and Global Financial Stability Report."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Baik dari AS, Bursa Asia Menguat
