Analisis Teknikal

Wall Street Rekor Lagi, IHSG Masa Gak Mengekor?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 April 2021 08:43
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,68% ke 5.970,286 pada perdagangan Senin kemarin. Data pasar mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 598 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,13 triliun.

Di awal perdagangan, IHSG sebenarnya melesat 0,67% ke 6.051,621, tetapi gagal dipertahankan dan berbalik melemah.

Saham-saham emiten BUMN Karya ditutup kompak terpuruk hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Setidaknya ada dua sentimen utama yang mempengaruhi ambruknya saham-saham emiten konstruksi pelat merah hari ini.

Pertama, kinerja keuangan sepanjang tahun lalu yang jeblok. Kedua, terkait komentar eks Menteri BUMN Dahlan Iskan soal kinerja sejumlah BUMN Karya yang tak memuaskan, di tengah gencarnya proyek infrastruktur.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (6/4/2021) bursa saham AS (Wall Street) yang kembali menguat dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa bisa memberikan sentimen positif ke pasar Asia, termasuk IHSG.

Selain itu, rilis cadangan devisa Indonesia bisa mempengaruhi sentimen pelaku pasar. Jika cadangan devisa kembali meningkat, artinya Bank Indonesia (BI) punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah saat terjadi gejolak, sehingga memberikan kenyamanan berinvestasi di pasar saham. Selain itu, peningkatan cadangan devisa juga berarti BI tidak banyak melakukan intervensi belakangan ini, saat nilai tukar rupiah terus melemah.

Secara teknikal, indikator rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100) terbukti mampu menahan penguatan IHSG. Selama tertahan di bawahnya IHSG masih berisiko melemah.

Stochastic pada grafik harian berada di wilayah jenuh jual (oversold).

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun setelah sempat mendekati wilayah overbought.

Support terdekat di kisaran 5.960, jika ditembus IHSG berisiko melemah ke Rp 5.900.

Sementara itu Level psikologis 6.000 menjadi resisten terdekat, IHSG berpeluang menguat ke kisaran 6.050-6.060 (MA 100) jika berhasil melewati level tersebut. Namun, selama tertahan di bawahnya IHSG masih cenderung melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular