
Kesepakatan OPEC+ Gairahkan Kembali Harga Minyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia menguat sepanjang pekan ini, menyusul ekspektasi ekonomi dunia bakal pulih di tengah rencana pemangkasan produksi produsen utamanya.
Berdasarkan data Revinitif, harga energi utama dunia tersebut pada Kamis (1/4/2020) menguat 2,1% baik untuk minyak jenis Brent yang menjadi acuan Eropa dan Indonesia ke US$ 64,86 per barel. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) melompat 3,9% menjadi US$ 61,45.
Secara mingguan, Brent terhitung menguat hanya 0,45%, sedangkan WTI tumbuh 0,79%. Penguatan ini membalik posisi sepekan sebelumnya tatkala keduanya kompak melemah, masing-masing sebesar -4% dan -4,65%.
Sebenarnya, harga minyak sempat terkoreksi pada Selasa dan Rabu pekan lalu menyusul kian santernya kabar pembatasan sosial di Eropa menyusul munculnya gelombang ketiga penularan virus Covid-19 yang memicu spekulasi bahwa ekonom, Eropa bakal terhambat sehingga permintaan minyak tertekan.
Namun, situasi berbalik pada Kamis setelah OPEC+ setuju untuk mengurangi lagi produksi sebesar 350.000 barel per hari (bph) pada Mei, 350.000 bph pada Juni dan 400.000 bph lagi pada Juli. OPEC+ terdiri dari negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), Rusia dan sekutunya,
Melansir berita Reuters pada Kamis (1/4/2021), pemotongan yang diterapkan oleh OPEC+ akan sedikit di atas 6,5 juta bph mulai Mei. Selama ini para kartel telah memangkas produksi hampir 7 juta bph dan Arab Saudi melakukan pemangkasan produksi sukarela tambahan sebesar 1 juta bph.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dalam pertemuan itu mengatakan bahwa dia permintaan minyak global bakal tumbuh 5-5,5 juta bph tahun ini. Dia berharap persediaan minyak global akan kembali ke level normal dalam 2-3 bulan.
OPEC+ telah memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyaknya untuk tahun ini sebesar 300.000 bph menjadi 5,9 juta bph karena maraknya karantina wilayah (lockdown) terutama di Benua Biru.
Minyak mentah menjadi salah satu komoditas dengan kenaikan harga yang paling ciamik tahun ini. Pada kuartal pertama harga minyak sudah naik lebih dari 20%. Kenaikan tersebut dipicu vaksinasi Covid-19 secara masal, stimulus jumbo bernilai triliunan dolar di AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aktivitas Bisnis AS Melambat, Harga Minyak Mentah Mendingin!