
Selamat! Bursa Asia Pesta Pora, Hang Seng Meroket Nyaris 2%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (31/3/2021) awal April sekaligus awal kuartal kedua tahun 2021, setelah rilis data ekonomi yang menunjukkan pemulihan ekonomi pada Maret 2021.
Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup melesat 0,72% ke level 29.388,87, Hang Seng Hong Kong meroket hingga 1,97% ke 28.938,74, Shanghai Composite China melonjak 0,71% ke 3.466,33, STI Singapura menguat 0,52% ke 3.181,68, dan KOSPI Korea Selatan melompat 0,85% ke 3.087,40
Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebelumnya sempat bergerak di zona merah akhirnya berhasil berbalik arah dan ditutup menguat 0,43% ke level 6.011,46 pada perdagangan hari ini.
Dari data ekonomi China, IHS Markit melaporkan indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) manufaktur versi Caixin (Markit) di angka 50,6 atau turun tipis sebesar 0,3 poin dari sebelumnya pada Februari 2021 di angka 50,9.
Padahal, dari versi yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Nasional setempat (National Bureau Statistik/NBS) mencatat PMI manufaktur China masih tumbuh dan berekspansi menjadi 51,9 pada Maret 2021, dari sebelumnya di angka 50,6 pada Februari 2021.
Selain di China, rilis data PMI manufaktur juga dirilis di Jepang dan Korea Selatan pada hari ini. IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Jepang kembali berekspansi ke angka 52,7 pada Maret 2021, dari sebelumnya pada Februari di angka 51,4.
Sementara itu, IHS Markit juga melaporkan PMI manufaktur Korea Selatan cenderung flat di angka 55,3 pada Maret 2021.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi.
Dari Negeri Paman Sam, kontrak berjangka (futures) bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung flat setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan detil rencana stimulus infrastruktur bernilai triliunan dolar.
Ini merupakan stimulus kedua yang dikeluarkan pemerintahan Biden, setelah stimulus sebelumnya bernilai US$ 1,9 triliun pada 11 Maret lalu.
Data resmi tenaga kerja AS per Maret juga bakal dipantau, di mana ekonom dalam survei Dow Jones memperkirakan ada tambahan 630.000 pos kerja baru pada Maret, dan angka pengangguran anjlok menjadi 6% dari sebelumnya 6,2%.
Sementara itu, angka klaim tunjangan pengangguran minggu lalu diprediksi berada di level 674.000, atau sedikit lebih baik dari angka sebulan sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
