
Teroris Serang Polri, Semoga IHSG & Rupiah Besok Tak Nyungsep

Jakarta, CNBC Indonesia- Sentimen negatif kembali datang untuk pasar keuangan dalam negeri. Setelah kemarin sempat dihebohkan oleh kasus terorisme yang terjadi di Gereja di Makassar, Ibu Pertiwi kembali diserang oleh kasus terduga terorisme baru.
Penembakan yang diduga terkait aksi teror terjadi di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Peristiwa ini terjadi tak lama setelah Polri melakukan penggerebekan terhadap sejumlah terduga teroris usai bom bunuh diri di Makassar
Dalam sebuah video amatir yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (31/3/2021), terlihat seseorang berpakaian hitam nekat memasuki lingkungan Mabes Polri.
Dalam video berdurasi tak sampai satu menit itu, terdengar suara letusan senpi. Orang tak dikenal itu kemudian terlihat jatuh dan tersungkur tak berdaya.
Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, saat dikonfirmasi belum memberikan detail mengenai peristiwa tersebut.
"Nanti saja," kata Sigit, seperti dikutip detik.com.
Tercatat setelah aksi terorisme bom gereja Makassar pada Minggu (28/3/21), IHSG terpantau terkoreksi di hari selanjutnya yakni Senin (29/3/21) sebesar 0,46%. Selain IHSG, pada perdagangan Senin lalu Rupiah juga terpantau terkoreksi 0,21%.
Pada perdagangan hari ini juga IHSG sudah terkoreksi cukup parah. IHSG berakhir terkoreksi parah 1,42% menjadi 5.985,52 terlempar dari level psikologis 6.000 setelah sempat ambruk 2,94% di level 5.892,64.
Koreksi di bursa nasional terjadi menyusul kombinasi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri, yang menyergap bursa secara bersamaan. Sentimen negatif dari dalam negeri muncul dari wacana pengurangan investasi saham dan reksa dana BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).
Diketahui BP Jamsostek merupakan salah satu investor institusi raksasa, sehingga apabila porsi investasi dikerdilkan berpotensi adanya arus uang keluar dari pasar modal dalam jumlah yang lumayan.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, mengungkapkan rencana pengurangan investasi tersebut dalam rapat dengar pendapat bersama Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan dan Komisi IX DPR. Langkah ini dilakukan dalam rangka Asset Matching Liabilities (ALMA) Jaminan Hari Tua (JHT). Ada tiga strategi yang disampaikan BP Jamsostek.
"Pertama, strategi investasi dengan melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi dan investasi langsung sehingga bobot instrumen saham dan reksa dana semakin kecil," jelas Anggoro, Selasa (30/3/2021).
Sementara itu, risiko pelarian modal (capital outflow) kian membayang tekanan jual sejalan dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun ke posisi tertinggi selama 14 bulan yakni di level 1,7%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500