Net Buy-Sell

IHSG Meroket 1,2%, Asing Borong TLKM-BBRI, Lepas BBCA-CPIN

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
26 March 2021 16:20
Ilustrasi Nasabah Bank BRI/Muhammad Sabqi
Foto: Ilustrasi Nasabah Bank BRI/Muhammad Sabqi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan ini dengan gemilang, setelah selama 4 hari beruntun ambrol.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup melesat 1,19% ke level 6.195,56 pada penutupan perdagangan Jumat (26/3/2021).

Data perdagangan mencatat sebanyak 348 saham menguat, 143 melemah dan 137 lainnya mendatar. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 11 triliun dan terpantau investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebanyak Rp 295 miliar di seluruh pasar.

Ada setidaknya enam saham yang diborong oleh investor asing pada perdagangan ini dan membantu pergerakan IHSG ke zona hijau. Berikut keenam saham yang diborong oleh investor asing pada perdagangan Jumat (26/3/2021).

Di saat IHSG kembali bergairah dan asing juga kembali memborong beberapa saham, ada pula saham yang dilepas oleh asing hari ini. Adapun saham-saham yang dilepas oleh asing pada penutupan perdagangan hari ini adalah.

Kenaikan saham-saham nikel menjadi pendorong utama penguatan IHSG hari ini. Naiknya saham-saham nikel terjadi setelah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan segera mengumumkan pendirian Indonesia Battery Holding (IBH) yang bernama lengkap Indonesia Battery Corporation (IBC) yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air.

Ada pula sentimen global yakni laju pemulihan ekonomi dunia ternyata tidak seragam. AS mungkin bisa mencapai pertumbuhan ekonomi ekonomi yang tinggi tahun ini, tetapi sepertinya tidak dengan Eropa. Lonjakan kasus positif corona dan karantina wilayah (lockdown) akan membebani perekonomian Eropa.

IHS Markit memang melaporkan aktivitas bisnis yang dicerminkan dari Purchasing Managers' Index (PMI) di Uni Eropa membaik. Pembacaan awal PMI Zona Euro untuk periode Maret 2021 adalah 52,5, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 48,8. Angka 52,5 adalah yang tertinggi dalam delapan bulan terakhir.

Namun, perbaikan ini kemungkinan besar tidak berkelanjutan. Lockdown yang berlaku hingga bulan depan tentu akan membuat dunia usaha sulit melakukan ekspansi karena gangguan di sisi pasokan dan permintaan. Akibatnya, kepercayaan diri pebisnis bakal menciut.

"Prospek ke depan kemungkinan besar memburuk, karena tingginya kasus Covid-19 dan pemberlakuan lockdown. Dunia usaha akan dihadapkan kepada dua kondisi. Di satu sisi permintaan eksternal akan naik karena pemulihan ekonomi di kawasan lain, tetapi di di sisi lain permintaan dalam negeri akan terbatas karena ada pembatasan aktivitas," jelas Chris Williamson, Chief Business Economist di IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular