Rogoh Rp 677 M, Emiten Sawit DSNG Bangun 6 Pabrik Sekaligus

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 March 2021 14:20
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), berencana membangun enam pabrik Bio-CNG dengan nilai investasi sebesar US$ 47 juta atau sekitar Rp 676,80 miliar dengan asumsi kurs rata-rata Rp 14.400 per US$.

Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, pembangunan pabrik Bio-CNG kedua akan menerapkan konsep ekonomi sirkular dengan mengurangi limbah yang dihasilkan industri kelapa sawit, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca serta konsumsi bahan bakar fosil secara signifikan.

"Perseroan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah pabrik kelapa sawit (PKS) dan mengubahnya menjadi energi terbarukan," kata Andrianto Oetomo, dalam situs resmi perusahaan, dikutip Jumat (26/3/2021).

Sebagai informasi, Kementerian ESDM menjelaskan, Bio-CNG atau biogas terkompresi adalah bentuk biogas yang telah dibersihkan untuk menghasilkan gas metan lebih dari 95%.

Bio-CNG juga merupakan salah satu energi baru terbarukan (EBT) karena dihasilkan dari biomassa dengan potensi sumber daya melimpah seperti limbah pertanian, imbah minyak sawit (POME) dan king grass dengan karakter serupa dengan natural gas komersial dengan nilai kalor sekitar 12.800 kCal/kg.

Disebutkan bahwa jenis bioenergi ini dapat digunakan untuk memasak, bahan bakar kendaraan dan industri.

Pabrik ini dijadwalkan akan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2022.

Adapun pabrik Bio-CNG kedua akan memanfaatkan limbah minyak sawit dari dua PKS berkapasitas 2 x 60 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam dan menghasilkan 2 tenaga listrik x 850 kilowatt dan gas biometana 540 m3 per jam.

Setelah pabrik kedua ini beroperasi penuh, maka akan mengurangi emisi gas rumah kaca yang setara dengan 100.000 metrik ton CO2 per tahun.

Lebih lanjut, dijelaskan Andrianto, dalam dua tahun terakhir ini, perseroan sudah mulai memperkenalkan konsep perkebunan kelapa sawit berbasis energi terbarukan sebagai konsep pengembangan bisnis baru.

"Dengan membangun kilang Bio-CNG, kami akan menarik keuntungan ekonomi dari konsumsi solar yang lebih sedikit serta manfaat keberlanjutan dari pengurangan emisi gas rumah kaca," kata Andrianto.

Dengan demikian, menurut Andrianto, dalam tiga tahun ke depan, DSNG akan mempunyai sebanyak 7 pabrik BioCNG dan dapat menghemat sekitar 16 juta liter solar per tahun sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 400 ribu ton CO2 per tahun.

Data BEI mencatat, saham DSNG menguat 2,44% di level Rp 630/saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 6,68 triliun. Sepekan saham ini melesat 8% dan year to date naik 3,28%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dharma Satya Ekspor Perdana Cangkang Kelapa Sawit ke Jepang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular