Lega! Sesi I IHSG Menguat Nyaris 1%

Putra, CNBC Indonesia
26 March 2021 11:53
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia Sempat dibuka galau pada perdagangan pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses melaju kencang hingga penutupan perdagangan Jumat siang (26/3/21). IHSG sukses melesat 0,82% ke level 6.173,21.

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 6,1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 47 miliar di pasar reguler. Sebanyak 309 saham melesat, 145 terkoreksi, sisanya 151 stagnan.

Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 47 miliar dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 40 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 108 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang dijual Rp 16 miliar.

Apresiasi di IHSG seiring dengan bursa benua kuning yang terbang, Nikkei melesat 1,6%, Hang Seng terbang 1,14%, Shang Hai melesat 1,37%, sedangkan STI loncat 0,43%.

Kenaikan terjadi lebih akibat teknikal rebound karena dalam sepekan terakhir bursa saham sudah ambruk akibat berberapa sentimen negatif global.

Laju pemulihan ekonomi dunia ternyata tidak seragam. AS mungkin bisa mencapai pertumbuhan ekonomi ekonomi yang tinggi tahun ini, tetapi sepertinya tidak dengan Eropa. Lonjakan kasus positif corona danlockdownakan membebani perekonomian Eropa.

IHS Markit memang melaporkan aktivitas bisnis yang dicerminkan dari Purchasing Managers' Index (PMI) di Uni Eropa membaik. Pembacaan awal PMI Zona Euro untuk periode Maret 2021 adalah 52,5, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 48,8. Angka 52,5 adalah yang tertinggi dalam delapan bulan terakhir.

Namun, perbaikan ini kemungkinan besar tidak berkelanjutan.Lockdownyang berlaku hingga bulan depan tentu akan membuat dunia usaha sulit melakukan ekspansi karena gagguan di sisi pasokan dan permintaan. Akibatnya, kepercayaan diri pebisnis bakal menciut.

"Prospek ke depan kemungkinan besar memburuk, karena tingginya kasus Covid-19 dan permbelakuanlockdown. Dunia usaha akan dihadapkan kepada dua kondisi. Di satu sisi permintaan eksternal akan naik karena pemulihan ekonomi di kawasan lain, tetapi di di sisi lain permintaan dalam negeri akan terbatas karena ada pembatasan aktivitas," jelas Chris Williamson, Chief Business Economist di IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular