
Ada Kabar Baik Dari Eropa, Rupiah Bisa ke Bawah Rp 14.400/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,21% melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu kemarin. Sentimen pelaku pasar yang memburuk akibat lonjakan kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) membuat rupiah tertekan.
Lonjakan kasus tersebut dikhawatirkan akan menghambat laju pemulihan ekonomi global, termasuk Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih tumbuh negatif alias terkontraksi. Artinya, Indonesia masih mengalami resesi.
"Untuk kuartal I-2021, kami di Kementerian Keuangan memperkirakan dalam kisaran -1% yang terdalam hingga -0,1%. Kita berharap di zona netral, mendekati -0,1%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2021, Selasa (23/3/2021).
Jika Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kembali minus, maka kontraksi ekonomi akan terjadi selama empat kuartal beruntun.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB mengalami kontraksi dua kuartal beruntun secara year-on-year.
Indonesia diprediksi baru lepas dari resesi pada kuartal II-2021, tetapi jika kasus Covid-19 terus menanjak, tentunya tantangan agar bisa lepas dari resesi semakin berat.
Tetapi kabar baiknya, aktivitas manufaktur di Eropa malah semakin berekspansi meski terjadi lonjakan kasus. Benua Biru menjadi wilayah yang mengalami lonjakan kasus tajam, bahkan dikatakan sebagai serangan virus corona gelombang ketiga.
Tetapi, sektor manufaktur masih terus menunjukkan ekspansi, bahkan semakin tinggi. Hal tersebut menunjukkan indikasi pemulihan ekonomi maish terus berlanjut dan bisa menjadi sentimen positif di pasar.
Secara teknikal, rupiah kini berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.
Meski demikian, Selasa (9/3/2021) rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu, indikator stochastic sudah mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di kisaran Rp 14.400 - 14.390/US$, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp 14.350-14.340/US$.
Namun, Selama tertahan di atasnya, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.460 hingga 14.470/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
