
Saham Siklikal Diburu, Dow Jones Dibuka Melesat 300 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (24/3/2021), karena investor kembali bertaruh ekonomi bakal pulih lagi berkat vaksinasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 284,7 poin (+0,88%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 15 menit kemudian menjadi 317,3 poin (+0,98%) ke 32.740,41. S&P 500 naik 20,3 poin (+0,52%) ke 3.930,85. Namun, Nasdaq melemah 30,6 poin (-0,23%) ke 13.197,09.
Saham Intel naik 1% setelah perseroan mengumumkan rencana pembukaan dua pabrik baru. Pabrik pertama untuk memproduksi perangkat chips untuk kebutuhannya, satu pabrik lain memasok pihak ketiga.
Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 300 poin pada Selasa, terseret oleh koreksi saham Caterpillar sebesar 3%, di tengah kekhawatiran kenaikan kasus corona di AS dan Eropa. S&P 500 melemah 0,8% terseret saham maskapai penerbangan, sementara Russell 2000 drop 3,58%.
Namun di pembukaan hari ini, saham maskapai dan pelayaran berbalik menguat di mana saham United Airlines dan American Airlines melompat lebih dari 3%. Saham energi juga berbalik menguat (rebound) mengikuti kenaikan harga minyak dunia.
Analis Fundstrat Global Advisors Tom Lee menilai koreksi kemarin hanya aksi penyeimbangan komposisi aset dan aksi ambil untung. Dia masih menilai saham siklikal bakal menjadi tujuan akumulasi dalam jangka menengah.
Beberapa negara melaporkan kenaikan kembali kasus Covid-19 dan bahkan menemukan adanya varian baru yang lebih menular, demikian dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Gelombang ketiga kasus Covid-19 dilaporkan muncul di Jerman dan Prancis yang berujung pada berlanjutnya pembatasan aktivitas masyarakat. Namun, laju vaksinasi di AS terus meningkat dengan 1 dari 5 orang dewasa di sana telah mendapatkan suntikan vaksin.
Pada Rabu, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen kembali dicecar di depan Komite Jasa Keuangan DPR AS. Pada forum yang sama kemarin, mereka mengaku aset di pasar sudah mahal tapi belum ada kekhawatiran soal stabilitas keuangan.
"Sementara valuasi aset terdongkrak oleh metrik historis, ada keyakinan bahwa vaksinasi berjalan dengan cepat sehingga ekonomi akan kembali ke jalurnya," tutur Yellen. "Saya berpikir ketika di lingkungan di mana harga aset tinggi, penting bagi regulator memastikan bahwa sektor finansial tahan banting dan memastikan bahwa pasar berjalan dengan baik."
Namun, dia menilai sektor yang paling terpukul oleh pandemi "masih lemah" dan angka pengangguran "masih belum menunjukkan kondisi kejatuhannya," sehingga pemulihan ekonomi bakal memakan waktu. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS pun melemah tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Geopolitik di Timur Tengah Mereda, Wall Street Dibuka Hijau!