
Obral Saham ASII-Bank Jago, Asing Borong BBRI-TLKM di Sesi I

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan sesi I Rabu (24/3/2021). Indeks bursa saham acuan nasional tersebut merosot 0,91% ke level 6.195,94, di tengah pelemahan bursa saham regional (Asia) pada hari ini.
Data perdagangan mencatat sebanyak 121 saham terapresiasi, 341 terdepresiasi dan 149 lainnya stagnan. Nilai transaksi pada sesi I hari ini mencapai Rp 5,4 triliun dan terpantau investor asing masih menjual bersih sebanyak Rp 107 miliar di pasar reguler.
Ada setidaknya enam saham yang dilepas oleh investor asing pada perdagangan sesi I hari ini. Berikut keenam saham yang dilepas oleh investor asing pada perdagangan sesi I Selasa (23/3/2021).
Di saat IHSG melemah dan asing masih melepas beberapa saham, ada enam saham yang kembali diburu oleh asing hari ini. Adapun keenam saham yang diburu oleh asing pada penutupan perdagangan sesi I hari ini adalah.
IHSG melemah mengikuti bursa saham Asia yang juga bergerak melemah pada siang hari ini. Pemicu pelemahan bursa saham Asia adalah terkait ketegangan antara China dengan negara-negara sekutu Amerika Serikat (AS) perihal sanksi hak asasi manusia (HAM).
AS, Uni Eropa, Inggris, dan Kanada memberlakukan sanksi kepada pejabat pemerintah China yang dituding terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas di Xinjiang.
"Di tengah kecaman internasional, (China) terus melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Xinjiang," tegas Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, dalam keterangan tertulis bersama.
"Sudah banyak bukti yang menunjukkan adanya pelanggaran hak asasi manusia secara sistemik oleh otoritas China," tambah pernyataan Kementerian Luar Negeri Kanada.
Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada empat orang pejabat pemerintahan China dan satu institusi. Sanksi yang dikenakan adalah larangan masuk dan pembekuan aset.
China tentu tidak terima. Beijing langsung membalas dengan memberlakukan sanksi kepada sejumlah anggota parlemen Uni Eropa, Komite Politik dan Keamanan Uni Eropa, serta dua institusi lainnya.
"Sanksi terhadap kami didasari atas dusta dan tidak dapat diterima," tegas Wang Yi, Menteri Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, lonjakan kasus aktif virus corona (Covid-19) di beberapa negara di Eropa juga menjadi sentiment negatif bagi pasar saham di Asia.
World Health Organization (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Benua Biru per 23 Maret 2021 adalah 42.870.334 orang. Bertambah 162.860 orang dari hari sebelumnya.
Selama dua pekan terakhir, rata-rata tambahan pasien baru adalah 198.751 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 162.341 orang per hari.
Oleh karena itu, Eropa kini dinilai sudah terpukul oleh gelombang serangan ketiga (third wave outbreak) Covid-19. Gelombang yang membuat sejumlah negara kembali memperketat pembatasan sosial (social distancing).
Mulai akhir pekan lalu, Prancis memberlakukan kembali karantina wilayah (lockdown) di tujuh wilayah, termasuk ibu kota Paris. Lockdown akan berlaku selama sebulan. Selain itu, berlaku jam malam secara nasional yaitu pada pukul 19:00.
Di Jerman, Kanselir Angela Merkel memutuskan untuk memperpanjang lockdown hingga 18 April 2021. Warga Negeri Panser diminta untuk tetap di rumah selama libur Hari Paskah.
"Kita sedang menghadapi serangan pandemi gelombang baru. Virus mutasi Inggris menjadi dominan," kata Merkel, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500