
Wall Street Hijau! Bursa Saham Asia Bergairah, Nikkei Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka mayoritas menguat pada perdagangan Selasa (23/3/2021), mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street yang ditutup menguat pada perdagangan Senin (22/3/2021) waktu setempat akibat penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang menyebabkan saham teknologi AS melesat.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,78%, Hang Seng Hong Kong dibuka menguat 0,42%, Shanghai Composite China naik tipis 0,02%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,66%.
Sementara untuk indeks Straits Times Singapura dibuka melemah 0,11%. Namun selang 13 menit setelah dibuka, indeks saham Negeri Singa tersebut berhasil menguat 0,58%.
Pergerakan bursa Asia cenderung mengikuti bursa saham AS, Wall Street yang ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin.
Beralih ke Negeri Paman Sam, bursa saham New York (Wall Street) berakhir menguat pada perdagangan Senin waktu setempat, setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS mengalami penurunan yang menyebabkan saham teknologi AS melesat.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,32% ke level 32.731,19, S&P 500 melesat 0,7% ke 3.940,59, dan Nasdaq Composite meroket 1,23% ke 13.377,54.
Saham Tesla menjadi pendorong penguatan bursa Wall Street kemarin. Harga saham pabrikan otomotif besutan Elon Musk itu ditutup naik 2,31% setelah sempat melonjak lebih dari 6%.
Selain itu, penurunan yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) juga membantu kenaikan Wall Street. Pada pukul 05:05 WIB, yield US Treasury tenor 10 tahun turun 3,7 basis poin (bp) ke 1,695%.
Kabar lainnya yang membuat bursa Asia menghijau hari ini adalah terkait hasil uji coba vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) buatan AstraZeneca-Universitas Oxford. Dalam uji coba di AS, didapatkan hasil bahwa vaksin ini 79% efektif untuk melawan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Kabar ini tentu melegakan, karena sebelumnya vaksin ini sempat mengalami masalah di sejumlah negara. Leih dari selusin negara Eropa menunda penggunaan vaksin AstraZeneca-Universitas Oxford karena efek samping pembekuan darah.
Jerman dan Prancis memang telah melanjutkan vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca-Universitas Oxford. Namun jajak pendapat yang dihimpun YouGov memperlihatkan bahwa warga Benua Biru agak skeptis dengan vaksin tersebut.
Sebanyak 60% warga dewasa di Prancis menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca-Universitas Oxford tidak aman, naik 18 poin persentase dibandingkan hasil survei yang digelar bulan lalu.
Sementara 43% warga Italia benar-benar meragukan vaksin ini dan lebih dari 50% warga Jerman berpandangan bahwa vaksin AstraZeneca-Universitas Oxford tidak aman.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
