Not Bad! Awal Pekan Rupiah Tak Melemah, tapi Tak Menguat Juga

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 March 2021 15:41
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Senin (22/3/2021). Yield obligasi (Treasury) AS yang mulai turun, membuat rupiah tidak melemah.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.400/US$. Setelahnya rupiah melemah ke Rp 14.440/US$.

Di akhir perdagangan, rupiah kembali ke posisi awal di Rp 14.400/US$.

Jika dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya, rupiah masih cukup bagus, sebab mayoritas mata uang utama Asia melemah melawan dolar AS. Hingga pukul 15:14 WIB, yen Jepang menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,13%, disusul dengan won Korea Selatan dan rupee India yang menguat tipis-tipis 0,03% dan 0,01% saja.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Sepanjang pekan lalu, rupiah melemah 0,14% dan membukukan pelemahan 5 pekan beruntun. Selama periode tersebut, Mata Uang Garuda melemah 3,08%.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan Bank Indonesia (BI) yang mengumumkan kebijakan moneter di pekan lalu menjadi fokus utama pelaku pasar. Perhatian tertuju pada kebijakan moneter The Fed di saat yield obligasi (Treasury) AS terus menanjak.

Kenaikan tersebut membuat selisih dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) menyempit, dan memicu capital outflow dari pasar obligasi Indonesia.

Pergerakan yield Treasury masih akan menjadi fokus utama di pekan ini. Kabar baiknya, yield Treasury AS tenor 10 tahun hari ini turun 5,69 basis poin ke 1,6751%. Sehingga rupiah mampu memangkas pelemahan dan berakhir stagnan.

Selain itu dari dalam negeri, Pemerintah Indonesia memutuskan kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro selama dua pekan, mulai 23 Maret hingga 5 April nanti.

Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Jumat (19/3/2021).

Aturan PPKM mikro kali ini juga tidak banyak merubah, malah ada pelonggaran, hanya saja ada penambahan 5 provinsi yang masuk dalam PPKM Mikro sehingga totalnya menjadi 15 daerah. Provinsi baru tersebut adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, NTT dan NTB.

Dalam PPKM mikro kali ini, perguruan tinggi sudah diizinkan melakukan kegiatan secara tatap muka secara bertahap dengan penerapan protokol kesehatan, serta dengan proyek percontohan berbasis peraturan daerah.

Selain itu, kegiatan seni dan budaya kini boleh dijalankan dengan maksimal 25% orang yang terlibat, serta menerapkan prokes.

Aturan lainnya masih tetap sama, perkantoran masih diwajibkan 50% work from home (WFH), sektor esensial beroperasi penuh dengan prokes, dan pusat perbelanjaan bisa beroperasi hingga pukul 21:00 WIB.

PPKM mikro sudah berlangsung sejak 9 Februari lalu, artinya sudah berlangsung selama 6 pekan, sebelumnya ada PPKM skala luas wilayah Jawa-Bali yang dimulai sejak 11 Januari hingga 8 Februari.

Selama PPKM mikro dilakukan, beberapa data ekonomi menunjukkan perbaikan, impor misalnya, menunjukkan pertumbuhan untuk pertama kali dalam 19 bulan terakhir, yang menjadi tanda bisnis yang mulai menggeliat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular