Internasional

Survei Ekonom AS: The Fed Bisa Naikkan Suku Bunga Lebih Cepat

Market - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 March 2021 15:05
Pertumbuhan Ekonomi AS Terpukul, Kode Keras untuk The Fed? Foto: Pertumbuhan Ekonomi AS Terpukul, Kode Keras untuk The Fed? (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ekonom AS percaya bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), bisa saja menaikkan suku bunga secepatnya tahun depan. Meskipun sebagian besar pejabat The Fed mengatakan mereka tidak berharap untuk menaikkannya setidaknya hingga 2023, pada pertemuan dua hari FOMC pekan lalu.

Dalam survei yang dirilis pada Senin (22/3/2021), Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis (NABE) melaporkan 46% ekonom yakin kenaikan akan terjadi di 2022 sementara 28% berpikir mereka akan menaikkannya pada 2023. Hanya 12% yang berpikir suku bunga akan berubah setelah tahun itu.

Survei NABE merupakan tanda terbaru dari meningkatnya ekspektasi inflasi setelah Kongres meluncurkan stimulus besar-besaran selama setahun terakhir untuk menjaga ekonomi AS tetap bertahan sepanjang pandemi corona.

Dilaporkan AFP, survei NABE juga menunjukkan bagaimana  61% responden percaya risiko inflasi lebih besar daripada dalam dua dekade terakhir. Sementara 37% tidak setuju.

Kemudian 33% responden menyatakan tanggapan pemerintah memadai, sedikit menurun dari survei sebelumnya pada Agustus 2020, sementara 37% menyatakan tidak mencukupi, juga turun tipis dari survei sebelumnya. Kemudian 18% mengatakan itu berlebihan, naik sedikit dari Agustus.

NABE mengatakan 88% responden prihatin dengan tingkat yang berbeda-beda tentang tingkat utang, dengan hanya 12% responden tidak peduli.

AS telah menghabiskan lebih dari US$ 5 triliun untuk tindakan bantuan selama pandemi. Kantor Anggaran Kongres memperkirakan defisit anggaran akan mencapai level tertinggi kedua sejak Perang Dunia II tahun ini, dan utang nasional akan mencapai 102,3% dari PDB.

Awal Maret ini, Presiden Joe Biden menandatangani Rencana Penyelamatan Amerika senilai US$ 1,9 triliun, yang merupakan langkah bantuan besar ketiga yang disahkan selama pandemi. Ini tentu menuai protes dari beberapa ekonom, mengatakan ini dapat merangsang ekonomi secara berlebihan dan menaikkan harga.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

The Fed Lagi Ketemuan, Mungkinkah Bawa Kabar Buruk?


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading