FYI! Lawan Dolar AS, Rupiah Sudah Melemah 5 Pekan Beruntun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 March 2021 09:00
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan. Ini sesuai dengan ekspektasi pasar.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Maret 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," sebut Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG edisi Maret 2021, Kamis (18/3/2021).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%.

Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, BI, kata Perry akan lebih mengoptimalkan kebijakan makroprudensial akomodatif, akselerasi pendalaman pasar uang, dukungan kebijakan internasional, serta digitalisasi sistem pembayaran.

BI juga menjelaskan perekonomian global berpotensi tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, meskipun belum berjalan seimbang dari satu negara ke negara lain.

Di sisi lain, perbaikan perekonomian domestik diperkirakan akan berlanjut, didorong oleh pemulihan ekonomi global, implementasi vaksinasi, dan sinergi kebijakan nasional. Tercermin dari meningkatnya kinerja ekspor dan akselerasi program vaksin nasional dan disiplin penerapan protokol kesehatan Covid-19.

"Akselerasi program vaksin nasional dan disiplin dalam penerapan protokol Covid-19 diharapkan dapat mendukung proses pemulihan ekonomi domestik. Selain itu, untuk mendorong permintaan domestik lebih lanjut, sinergi kebijakan ekonomi nasional terus diperkuat," tuturnya.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 diprakirakan akan meningkat pada kisaran 4,3% sampai 5,3%," kata Perry melanjutkan.

Sementara itu, Hariyadi Ramelan, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter B, optimis rupiah akan menguat dalam jangka menengah dan panjang.

"Kita optimis ruang penguatan rupiah dalam jangka menengah dan panjang," ungkap Hariyadi Ramelan, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI di CNBC TV, Jumat (19/3/2021).

Hal ini didasari oleh pemulihan yang terjadi di negara maju mendorong dana asing mengalir ke negara berkembang, seperti Indonesia yang juga memiliki imbal hasil menarik bagi para investor.

Ketertarikan itu semakin diperkuat oleh fundamental ekonomi Indonesia yang terus membaik. Pertumbuhan ekonomi diproyeksi bisa mencapai 5%, inflasi terjaga rendah di 2% dan ketahanan eksternal juga terkendali.

"Apa yang dilakukan pemerintah dan otoritas, dengan Kemenkeu, vaksinasi prosesnya luar biasa dan dipantau investor global," jelasnya.

"Ke depan dengan recovery AS dengan suku bunga rendah, memberi ruang untuk penguatan rupiah. Likuiditas dolar di pasar akan banyak," tegas Hariyadi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular