
BUMI Targetkan Produksi Batu Bara 90 Juta Ton di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi tahun ini maksimal mencapai 90 juta ton, dengan kisaran 85-90 juta ton. Target ini naik 11% dibandingkan realisasi produksi pada 2020 sebanyak 81 juta ton.
Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan perusahaan memanfaatkan momentum melesatnya harga batu bara untuk mendapatkan harga terbaik, menjaga dan meningkatkan pangsa pasar, serta efisiensi perusahaan. Sepanjang 2020 pun perusahaan mampu menjaga produksi agak tidak anjlok meski pandemi Covid-19 menghantam.
"Kaltim Prima Coal dan Arutmin tetap berproduksi normal sehingga salesnya tidak jatuh, di sisi lain kami juga serius mencegah Covid-19 di site. Sambil kami menjaga produksi, sehingga tahun ini produksinya 85-90 juta ton," kata Dileep kepada CNBC Indonesia, Kamis (18/03/2021).
Dileep mengatakan saat ini permintaan pasar dan harga batu bara sedang berada si posisi yang tinggi. Permintaan batu bara China, India, Jepang, dan beberapa Asia lainnya pun membaik.
"Yang kami utamakan tetap Indonesia, kemudian baru China dan India. Termasuk Jepang, Korea, Filipina, Hong Kong, Taiwan. Indonesia tetap prioritas utama, jadi domestik dulu, barulah ekspor," katanya.
Dia juga menambahkan cadangan batu bara yang dimiliki perusahaan juga masih bisa bertahan hingga 20-30 tahun mendatang. Saat ini pihaknya juga tengah mencari partner yang potensial untuk menggarap situs pertambangan di Pendopo, Sumatera Selatan.
Dengan begitu, jumlah batu bara yang dapat diproduksi BUMI bisa melebihi 100 juta per tahunnya. Meski demikian Dileep mengatakan akan tetap menjaga di kisaran 90 juta ton per tahun, yang dalam jangka menengah diiringi upaya hilirisasi melalui gasifikasi batu bara.
"Tapi produksi kami maksimal kisaran 90 juta. Bisa di atas itu, apalagi kita masih ada site yang belum digarap di Pendopo, Sumatera Selatan. Tapi kami masih cari cari strategic partner and lihat apa yang bisa dilakukan, disana ada batu bara low rank tetapi very clean coal," jelas Dileep.
Dengan peningkatan produksi dan harga, maka perusahaan berpotensi melakukan pembayaran utang dengan nilai yang lebih besar. Pembayaran utang menjadi salah satu strategi emiten baru bara terbesar ini, sehingga bisa memperkuat struktur modal perusahaan.
![]() |
Utang Tranche A ditargetkan selesai pada akhir 2022, dengan penyelesaian utang yang dimiliki perusahaan selanjutnya dapat fokus ke profitabilitas. Untuk tahun ini jumlah utang Tranche A yang dibayarkan perusahaan diperkirakan mencapai US$ 100 juta, untuk pokok dan bunga. Meski demikian jumlah utang dibayarkan juga bergantung pada fluktuasi harga batu bara.
Pada beberapa pekan terakhir harga batu bara terus menanjak, seiring dengan peningkatan permintaan dari China di musim dingin. Bahkan harga batu bara termal ICE Newcastle kian mendekati US$ 90/ton. Seiring dengan pulihnya pasar dan kenaikan harga batu bara menurutnya bisa mempercepat BUMI melakukan pembayaran dan membayar nilai yang lebih besar tahun depan.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?