
Bukan Suku Bunga, BI Pakai Jurus Ini Pulihkan Ekonomi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) tetap akan terlibat dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Akan tetapi lebih menggunakan kebijakan dari sisi makroprudensial ketimbang moneter seperti penurunan suku bunga acuan.
"Untuk mendukung PEN lebih lanjut BI lebih optimalkan makroprudensial dan internasional dan digitalisasi sistem pembayaran," ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (18/3/2021)
Hari ini BI mempertahankan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate pada level 3,5%. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah dari ketidakpastian keuangan global di tengah inflasi yang tetap rendah.
Ketidakpastian global bersumber dari Amerika Serikat (AS) ketika banyak pihak menganggap ekonomi akan pulih lebih cepat sehingga mendorong kenaikan yield US Treasury. Ini yang membuat rupiah dan banyak mata uang di berbagai negara alami pelemahan.
Namun pasar kembali mereda setelah The Fed memastikan tidak akan menaikkan suku bunga acuan di tahun ini meskipun kenaikan inflasi mencapai 2%.
BI juga terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. "BI juga menempuh langkah-langkah stabilitas yang dirumuskan dalam KSSK," kata Perry.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Alasan BI Tahan Suku Bunga Acuan 3,5%