BI Tahan Suku Bunga, Akankah Penguatan Rupiah Masih Berlanjut?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
18 July 2024 08:15
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah semakin menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) bulan ini.

Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,49% di angka Rp16.095/US$ pada kemarin, Rabu (17/7/2024). Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 28 Mei 2024.

BI telah memutuskan untuk kembali menahan suku bunganya di level 6,25% pada Juli 2024.

Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (17/7/2024)

"Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro stability untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi 2,5 plus minus 1% pada 2024 ini dan tahun 2025 tahun depan," ujarnya.

Perry mengungkapkan focus kebijakan moneter dalam jangka pendek untuk penguatan efektivitas nilai tukar rupiah dan menarik aliran modal asing.

"Sementara itu kebijakan makroprudential dan sistem pembayaran tetap pro growth untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan kebijakan makroprudential longgar untuk mendorong kredit kepada dunia usaha dan RT," tegas Perry.

Keputusan BI ini pada dasarnya selaras dengan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia dari 12 institusi yang mayoritas memperkirakan BI akan tetap di level 6,25% atau tidak mengalami kenaikan maupun diturunkan pada pertemuan Juli ini.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menguat dalam waktu dekat.

Ini disebabkan oleh kemungkinan semakin cepatnya potensi bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya pada 2024.

"Kalau seperti itu, membuka peluang rupiah akan lebih menguatkan, akan lebih stabil setidaknya, dengan probabilitas Fed Fund Rate yang lebih maju," ucap Perry.

Perry mengatakan, kemungkinan terbaru turunnya suku bunga acuan The Fed, yakni Fed Fund Rate, akan terjadi pada November 2024.

"Fed Fund Rate dengan data-data terakhir yang kami lihat, kenapa kami sampaikan yang semula Fed Fund Rate itu kami perkirakan baru turun Desember itu ada probabilitas yang makin besar bisa maju ke November," ungkapnya.

Teknikal Rupiah

Dalam basis waktu per jam, secara teknikal rupiah mulai kokoh dalam tren penguatan. Paling dekat support Rp16.000/US$ potensi ditembus, ini didapatkan dari level psikologis yang sekaligus dekat low candle intraday 28 Mei 2024.

Sementara untuk resistance yang perlu diantisipasi jika masih ada risiko pembalikan arah melemah di Rp16.160/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 50 jam atau Moving Average/MA 50.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Rp16.200 Lagi! BI Rate 6,25% Bukan Obat Mujarab Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular