
2 Saham Grup Lippo Ngamuk, Saham BACA-BABP Tersungkur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound setelah terus berada di zona hijau sepanjang sesi I hari ini. IHSG ditutup menguat 0,92% ke posisi 6.334,95 pada penutupan sesi I perdagangan, Kamis (18/3/2021).
Menurut data BEI, ada 231 saham naik, 208 saham merosot dan 177 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,25 triliun dan volume perdagangan mencapai 11,55 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 288,60 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 48,17 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (18/3).
Top Gainers
Sentral Mitra Informatika (LUCK), saham +22,79% Rp 167, transaksi Rp 8,8 M
Surya Esa Perkasa (ESSA), +14,50% Rp 300, transaksi Rp 61,5 M
Matahari Putra Prima (MPPA), +12,80% Rp 282, transaksi Rp 18,8 M
Multipolar (MLPL), +11,43% Rp 117, transaksi Rp 16,2 M
Sejahtera Bintang Abadi Textile, +9,84% Rp 67, transaksi Rp 14,9 M
Top Losers
Ulima Nitra (UNIQ), saham -6,52% Rp 129, transaksi Rp 69,3 M
Visi Media Asia (VIVA), -6,41% Rp 73, transaksi Rp 9,8 M
Surya Permata Andalan (NATO), -5,74% Rp 575, transaksi Rp 151,3 M
Bank Capital Indonesia (BACA), -5,19% Rp 640, transaksi Rp 68,3 M
Bank MNC Internasional (BABP), -4,90% Rp 97, transaksi Rp 27,8 M
Menurut data BEI, saham emiten distribusi perangkat dan jasa dokumentasi LUCK menjadi jawara top gainers pada sesi I hari ini, setelah melesat 22,79% ke Rp 167/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 8,8 miliar.
Sementara itu dua saham Grup Lippo melesat yakni MPPA dan MLPL.
Adapun, emiten yang baru melantai 8 Maret lalu, UNIQ, menjadi pemuncak top losers pada sesi I ini dengan ambrol 6,52% ke Rp 129/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 39,85 miliar.
Praktis, semenjak IPO (initial public offering/penawaran saham perdana), UNIQ hanya dua kali berada di zona hijau, yakni saat hari pertama (8/3) ketika melonjak 34,75% dan hari kedua (9/3) ketika melesat 22,64%.
Sementara, dua saham bank mini alias bank dengan modal inti Rp 1-5 triliun, BACA dan BABP, juga tersungkur sebagai top losers siang ini.
BACA terbenam 5,19% ke Rp 640/saham, sementara saham bank MNC Group, BABP, ambles 4,90% ke posisi Rp 97/saham.
Pelemahan kedua bank mini tersebut bersamaan dengan ambrolnya 10 saham bank mini lainnya sepanjang sesi I hari ini.
Menyebut beberapa, saham Bank Bumi Arta (BNBA), misalnya, anjlok sampai auto rejection bawah (ARB) 6,93% ke Rp 3.090.
Kemudian, Bank Oke Indonesia (DNAR) juga terperosok 6,92%, Bank Bisnis Internasional (BBSI) juga ARB 6,84%, Bank Victoria (BVIC) ambrol 6,84%.
Para pelaku pasar tampaknya mulai keluar dan melakukan aksi ambil untung alias profit taking dari saham-saham bank mini dengan modal inti antara Rp 1-5 triliun (BUKU) dalam beberapa waktu terakhir.
Sebelumnya, dalam beberapa minggu terakhir saham-saham bank mini mengalami kenaikan yang luar biasa. Kenaikan tersebut digerakkan oleh sentimen narasi bank digital dan terkait konsolidasi perbankan sebagai konsekuensi dari aturan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020.
Peraturan tersebut mengharuskan bank untuk memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun tahun ini, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022. Dengan aturan tersebut, bank-bank dengan modal cekak harus mencari investor strategis untuk menyuntikkan modal.
Informasi saja, sejumlah bank mini sudah memberikan tanggapan terkait isu bank digital melalui keterbukaan informasi di website BEI. BBHI, BACA dan BBYB, misalnya, berencana untuk masuk ke bank digital.
Namun, ada juga sejumlah bank mini lainnya yang menyangkal akan bertransformasi menjadi bank digital, seperti BGTG dan Bank Maspion (BMAS). Adapun Bank Jago (ARTO) dan Bank Amar Indonesia (AMAR) sudah tercatat menjadi bank digital saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Saham Top Gainers & Losers Sepekan, Punya Anda Cuan?