Gagal Kuorum, Emiten Lo Kheng Hong Belum Bisa Rilis Obligasi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 March 2021 16:42
Dok.Lo Kheng Hong
Foto: Dok.Lo Kheng Hong

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menerbitkan obligasi global atau global bond sebesar US$ 270 juta atau setara Rp 4,02 triliun mengacu kurs tengah Bank Indonesia per 30 September 2020 sebesar Rp 14.918 per US$, belum bisa terealisasi.

Pasalnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Senin, 15 Maret 2021, rencana penerbitan surat utang tersebut belum dapat memenuhi jumlah kuorum rapat.

"Rapat dihadiri dan terwakili sebanyak 2.454.526.812 saham atau hak suara yang sah atau 70,443 persen dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh perseroan. Dengan demikian, kuorum kehadiran untuk mata acara rapat pertama belum terpenuhi," tulis pengumuman emiten yang sahamnya juga dimiliki oleh investor kenamaan Lho Kheng Hong ini, dikutip Rabu (17/3/2021).

Dalam rapat tersebut terdapat dua agenda yang dibahas, selain meminta persetujuan penerbitan global bond senilai US$ 270 juta yang akan jatuh tempo pada 2026, rapat juga membahas agenda persetujuan atas penyesuaian anggaran dasar Perseroan.

Mengingat kuorum kehadiran untuk mata acara rapat pertama belum terpenuhi, maka, dalam rapat agenda pertama tidak dapat dibahas dan diambil kesimpulan, termasuk persetujuan atas rencana perseroan untuk menjaminkan seluruh atau sebagian besar harta kekayaan perseroan dan/atau entitas anak.

Ini termasuk untuk memberikan persetujuan dalam kapasitas perseroan sebagai pemegang saham kepada entitas anak, yaitu PT Filamendo Sakti dan PT Prima Sentra Megah sebagai entitas anak penjamin.

"Sehingga rapat hanya membahas dan memutuskan mengenai mata acara rapat kedua," ungkap manajemen.

Sekadar informasi saja, emiten bersandi GJTL ini memang berencana menerbitkan obligasi berupa Notes sebesar US$ 270 juta.

Dalam penjelasan di laman keterbukaan informasi, manajemen Gajah Tunggal berencana menggunakan dana yang dihimpun dari surat utang baru ini untuk pembiayaan kembali (refinancing cost) akan digunakan untuk melunasi surat utang lama perseroan.

Obligasi ini memiliki tingkat bunga sebesar 9% yang disesuaikan dengan kondisi pasar. Kepastian mengenai tingkat suku bunga akan ditentukan pada saat bookbuilding dengan pertimbangan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar yang merupakan beban bunga yang masih dapat mendukung kegiatan operasional Perseroan.

Adapun, hukum yang berlaku dalam penerbitan obligasi ini adalah Hukum Negara bagian New York, atau hukum lain yang disetujui oleh para kreditur.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-diam Akumulasi, Lo Kheng Hong Genggam 5% Saham GJTL

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular