
Ekspor Naik Lagi, Kurs Dolar Singapura Melesat ke Rp 10.740

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melesat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (17/3/2021) setelah data menunjukkan ekspor negeri Merlion kembali tumbuh di bulan Februari. Hingga hari ini, dolar Singapura sudah naik dalam tiga hari beruntun.
Melansir data Refinitiv, dolar Singapura pagi tadi menguat 0,36% ke Rp 10.742,14/SG$ di pasar spot. Sementara siang ini, pukul 11:19 WIB penguatan dolar Singapura terpangkas ke Ro 10.727,54/SG$, menguat 0,22%.
Data dari Pemerintah Singapura menunjukkan ekspor non-minyak naik 8,2% month-to-month (MtM), dan sudah naik dalam empat bulan beruntun.
Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2020 atau secara year-on-year (YoY), ekspor non-minyak naik 4,2%, dan sudah naik dalam 3 bulan beruntun. Barang elektronik yang tumbuh 7,4% YoY masih menjadi kontributor utama naiknya ekspor non-minyak.
Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.
Dengan kenaikan ekspor di awal tahun ini, perekonomian Singapura diprediksi tumbuh secara YoY di kuartal I-2021. Artinya, Singapura akan lepas dari resesi.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika perekonomiannya mengalami kontraksi (tumbuh negatif) dalam 2 kuartal berturut-turut.
Hingga kuartal IV-2020 lalu, produk domestik bruto (PDB) sudah mengalami kontraksi 4 kuartal beruntun secara YoY.
Bank ING menyebut data ekspor mengkonfirmasi perekonomian Singapura mengawali tahun 2021 dengan cukup kuat, dan PDB akan tumbuh positif di kuartal I. ING merevisi proyeksi PDB periode Januari-Maret menjadi tumbuh 0,2%, dari proyeksi sebelumnya kontraksi 2,7%.
Sementara sepanjang tahun 2021, ING memprediksi PDB Singapura akan tumbuh 5,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?
