Bulan Maret Bikin Gila, Apa yang Akan Dilakukan BI?

Cantika Adinda Putri & Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
17 March 2021 10:30
FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) diproyeksikan tidak akan mengubah kebijakan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate pada bulan ini mengingat tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global di Maret ini. Banyak kemungkinan risiko buruk yang muncul sehingga membuat pasar gonjang ganjing.

"Yang bisa dilakukan BI sekarang hanya wait and see," ungkap Wellian Wiranto, Ekonom OCBC Bank Singapore di CNBC TV, Rabu (17/3/2021).

Pasar sekarang sedang menantikan hasil rapat kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang dipimpin, Jerome Powell. Berbagai spekulasi muncul mengenai kebijakan The Fed menghadapi kondisi ekonomi AS yang diproyeksi pulih lebih cepat.

"Fed kalau agak dovish atau hawkish itu mulai akan menciptakan volatility ke market. Kalau rupiah sendiri masih terjaga votality-nya dengan bantuan dari BI," ujarnya.

BI sudah mengeluarkan banyak kebijakan untuk mendorong perekonomian, selain penurunan suku bunga acuan ke 3,5%. Diakui memang masih ada ruang untuk penurunan namun sudah sangat kecil.

Pada pembukaan perdagangan pagi ini Rupiah terpantau stagnan di pasar spot, setelah melemah tipis 0,03% pada penutupan kemarin. Rupiah sudah melemah cukup dalam pada 3 pekan terakhir.

"Situasi dan kondisi kurang kondusif ambil langkah itu (penurunan suku bunga). Sebab US treasury yang alami kenaikan dan berdampak rupiah alami tekanan," kata Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cara Tukar Koin Rp150.000 & Rp10.000 Usai Ditetapkan Tak Lagi Berlaku

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular