
Seharian Menguat, tapi Penutupan Rupiah Drop ke Rp 14.400/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (16/3/2021), padahal nyaris sepanjang perdagangan berada di zona hijau. Yield obligasi (Treasury) AS yang berbalik naik membuat rupiah masuk ke zona merah. Pergerakan tersebut menunjukkan besarnya pengaruh yield Treasury ke rupiah.
Melansir data Refinitiv, rupiah langsung menguat 0,1% begitu perdagangan dibuka. Tetapi sayangnya penguatan tersebut kemudian terpangkas hingga tersisa 0,3% di Rp 14.390/US$. Rupiah berada di level tersebut hingga beberapa menit sebelum penutupan perdagangan.
Di garis finish, rupiah berbalik melemah 0,03% ke Rp 14.400/US$.
Tidak hanya rupiah, semua mata uang utama Asia kecuali won Korea Selatan melemah melawan dolar AS hari ini. Hingga pukul 15:07 WIB, peso Filipina menjadi yang terburuk dengan melemah 0,26%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Yield Treasury AS yang pagi tadi sempat turun 1,9 basis poin ke 1,588%, melanjutkan penurunan 2,8 basis poin kemarin.
Tetapi di sore hari, yield tersebut berbalik menguat tipis 0,22 basis poin ke 1.6074%.
Pada pekan lalu, yield Treasury tersebut naik 8,1 basis poin ke 1,635%, level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2020 lalu, sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) belum membabat habis suku bunganya menjadi 0.25%.
Melesatnya yield Treasury ke level pra pandemi tersebut terjadi akibat ekspektasi pemulihan ekonomi AS serta kenaikan inflasi. Alhasil, para pelaku pasar melepas kepemilikan Treasury yang membuat yield-nya menjadi naik.
Selain itu, ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari prediksi serta kenaikan inflasi membuat pelaku pasar melihat ada peluang The Fed akan mengurangi program pembelian aset (quantitative easing/QE) atau yang dikenal dengan istilah tapering, yang bisa memicu taper tantrum.
Taper tantrum pernah terjadi pada 2013 hingga 2015, saat itu kurs rupiah melemah hingga lebih dari 50%.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pasar Nantikan The Fed
