Gainers-Losers

Nasib...Nasib, Saham TINS Anjlok Kena ARB! Grup Bakrie Ngamuk

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
16 March 2021 15:44
PT Timah TBK (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: PT Timah TBK (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menguat sepanjang siang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah hari ini. IHSG turun 0,23% ke posisi 6.309,70 pada penutupan sesi II perdagangan, Selasa (16/3/2021).

Menurut data BEI, ada 191 saham naik, 293 saham merosot dan 154 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10, 91 triliun dan volume perdagangan mencapai 18,51 miliar saham.

Investor asing pasar saham keluar dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 241,47 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 1,31 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (16/3).

Top Gainers

  1. Visi Media Asia (VIVA), saham +34,62% Rp 70, transaksi Rp 81,9 M

  2. Menteng Heritage Realty (HRME), +34,00% Rp 67, transaksi Rp 19,0 M

  3. Intermedia Capital (MDIA), +26,67% Rp 95, transaksi Rp 59,4 M

  4. Dyandra Media International (DYAN), +17,39% Rp 81, transaksi Rp 17,9 M

  5. Indosat (ISAT), +9,78% Rp 6.175, transaksi Rp 276,8 M

Top Losers

  1. Timah (TINS), saham -6,84% Rp 1.770, transaksi Rp 379,4 M

  2. Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC), -6,58% Rp 71, transaksi Rp 6,2 M

  3. Bank Ganesha (BGTG), -6,54% Rp 200, transaksi Rp 56,1 M

  4. Bank Capital Indonesia (BACA), -6,45% Rp 725, transaksi Rp 77,6 M

  5. Bank MNC Internasional (BABP), -6,25% Rp 90, transaksi Rp 25,1 M

Saham emiten Grup Bakrie VIVA memuncaki top gainers hari ini dengan melesat dan menyentuh auto rejection atas (ARA) 34,62% ke Rp 70/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 81,9 miliar. Tak hanya VIVA, saham MDIA anak usahanya yang mengelola ANTV juga melesat dan masuk top gainers.

Sementara, saham emiten nikel pelat merah TINS tersungkur menjadi top losers setelah menyentuh auto rejection bawah (ARA) 6,84% ke Rp 1.770/saham. Nilai transaksi saham TINS mencapai 379,4 miliar.

Asing tercatat ramai-ramai melego saham produsen dan eksportir timah ini sebesar Rp 9,63 miliar.

Dengan pelemahan ini, TINS melanjutkan pelemahan sejak penutupan kemarin (15/3). Kemarin, TINS menjadi top losers setelah ditutup menyentuh auto rejection bawah (ARB) ke Rp 1.900/saham.

Anjloknya harga saham TINS terjadi setelah emiten penambang timah ini melaporkan masih membukukan kerugian senilai Rp 340,59 miliar sepanjang tahun lalu.

Namun, kerugian ini sudah berkurang 44% dibanding dengan kerugian perusahaan di akhir Desember 2019 yang mencapai Rp 611,28 miliar.

Sepanjang 2020 di masa pandemi Covid-19, pendapatan perusahaan terkontraksi 21,33% secara tahunan (year on year/YoY).

Tercatat di akhir Desember 2020 lalu pendapatan perusahaan sebesar Rp 15,21 triliun, berkurang dari Rp 19,34 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.

Anjloknya saham TINS diikuti oleh saham emiten nikel lainnya. Saham Vale Indonesia (INCO), misalnya, ambles 3,18% ke Rp 4.560 pada penutupan hari ini.

Selain itu, saham emiten nikel dan emas pelat merah Aneka Tambang (ANTM) juga merosot 2,99% ke Rp 2.270.

Adapun saham Harum Energy (HRUM) menyusut 1,44%, Central Omega Resources (DKFT) terkoreksi 0,59% dan Pelat Timah Nusantara (NIKL) turun 0,41%.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular