
Rupiah Memang Cuma Menguat 0,1%, Tapi Juara Asia Lho!
![[Dalam] RUPIAH MELEMAH](https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/08/31/856923ee-91bb-49b9-8035-d34cec267752_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun rupiah berhasil menguat di perdagangan pasar spot.
Pada Selasa (16/3/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.424. Rupiah melemah 0,04% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah pun menguat. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.380 di mana rupiah menguat 0,1%.
Mayoritas mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS, tetapi tipis saja. Oleh karena itu, apresiasi 0,1% sudah cukup untuk membuat rupiah jadi mata uang terbaik di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:04 WIB:
Halaman Selanjutnya --> Ternyata Dolar AS Masih Tangguh
Well, dolar AS memang masih rada tangguh. Pada pukul 09:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat tipis 0,01%.
Dalam sebulan terakhir, Dollar Index membukukan penguatan 1,51% secara point-to-point. Secara year-to-date, indeks ini menguat 2,13%.
Pelaku pasar tengah menantikan rapat bulanan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang hasilnya akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Suku bunga acuan memang hampir pasti bertahan di 0-0,25%, tetapi pasar mencari hal lain yaitu proyeksi ekonomi terbaru.
Dalam rapat edisi Maret, The Fed memang akan merilis sejumlah proyeksi. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat pengangguran, hingga arah suku bunga acuan ke depan (dotplot).
![]() |
"Pasar sedang menunggu hasl rapat FOMC (Komite Pembuat Kebijakan The Fed), sehingga masih cenderung berhati-hati. Fokus investor adalah terhadap proyeksi ekonomi terbaru, khususnya dotplot yang menggambarkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan," sebut Rodrigo Catril. FX Strategist di National Australia Bank, seperti dikutip dari Reuters.
Sikap hati-hati itu membuat pelaku pasar tidak sepenuhnya rela melepas dolar AS dan masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia. Akibatnya, rupiah dan mata uang Asia lainnya hanya bisa menguat tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
