Internasional

The Fed Lagi Ketemuan, Mungkinkah Bawa Kabar Buruk?

Market - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 March 2021 08:55
Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin) Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, pekan ini membuat pasar berdebar-debar. The Fed akan menjadi pusat perhatian kala Jerome Powell menyampaikan keterangan pers, hasil rapat dua hari, ke wartawan 16-17 Maret 2021.

The Fed akan merilis perkiraan baru soal ekonomi AS dan tingkat suku bunga. Bisa saja, The Fed mengharapkan kenaikan suku bunga dari fed fund rate (FFR) sebesar 0% hingga 0,25%, seiring membaiknya ekonomi AS.

Melansir CNBC International, sebagian anggota The Fed diyakini telah siap menaikkan FFR pada 2023. Namun beberapa anggota mungkin ingin menaikkan suku bunga tahun depan.

"Saya pikir pada konferensi pers terakhir kemarin, saya hanya mendengarkannya dengan setengah perhatian ... Namun kali ini, saya akan mendengarkan setiap kata dan pasar-pun akan mengikuti setiap kata, " kata Kepala Investasi BlackRock untuk pendapatan tetap global, Rick Rieder, Selasa (16/3/2021).

"Jika dia (Powell) tidak mengatakan apa-apa, itu akan menggerakkan pasar. Jika dia banyak bicara, itu akan menggerakkan pasar.".

Hal senada juga dikatakan pengamat lainnya Kepala Strategi Suku Bunga Bank of America, Mark Cabana. Ia menebak, mungkin The Fed akan membuat pernyataan yang tak akan akomodatif ke pasar.

"Kami pikir mereka akan terdengar sedikit lebih optimis tapi tetap berhati-hati. Meski begitu, kami pikir akan sulit bagi mereka untuk terdengar dovish karena fakta di lapangan semakin membaik," katanya.

"Akibatnya, kami pikir mereka akan terdengar kurang akomodatif dari yang diharapkan pasar. Kami pikir mereka mungkin akan menunjukkan peningkatan pada akhir tahun 2023."

Sebelumnya, meski prospek ekonomi telah membaik, Powell mengatakan bahwa menaikkan suku bunga akan membutuhkan "ekonomi untuk kembali ke lapangan kerja penuh dan inflasi mencapai tingkat yang berkelanjutan di atas 2%". Ia sempat berujar tak mengharapkan keduanya terjadi tahun ini.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5%


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading