
'Bulan Madu' Saham UNIQ Berakhir, Saham UNTR Ikut Jeblok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah 4 hari tersungkur, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melaju ke zona hijau pada sesi I hari ini. IHSG ditutup menguat 0,93% ke posisi 6.257,41 pada penutupan sesi I perdagangan, Rabu (10/3/2021).
Menurut data BEI, ada 255 saham naik,196 saham merosot dan 153 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,39 triliun dan volume perdagangan mencapai 13,38 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan bersih asing mencapai Rp 98,23 miliar di pasar reguler. Kemudian, asing juga mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 305,76 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (10/3).
Top Gainers
Mahaka Media (ABBA), saham +30,43% Rp 150, transaksi Rp 47,3 M
Summarecon Agung (SMRA), +13,56% Rp 1.005, transaksi Rp 102,7 M
Bank Jago (ARTO), +9,54% Rp 11.200, transaksi Rp 116,3 M
Integra Indocabinet (WOOD), +9,24% Rp 650, transaksi Rp 260 M
Mahaka Radio Integra (MARI), +6,56% Rp 260, transaksi Rp 27 M
Top Losers
Ulima Nitra (UNIQ), saham -6,67% Rp 182, transaksi Rp 10,9 M
Surya Permata Andalan (NATO), -5,13% Rp 555, transaksi Rp 145,7 M
United Tractors (UNTR), -3,44% Rp 21.750, transaksi Rp 171,6 M
MD Pictures (FILM), -3,14% Rp 308, transaksi Rp 35,4 M
Armada Berjaya Trans (JAYA), -2,67% Rp 146, transaksi Rp 3,8 M
'Bulan madu' saham UNIQ tampaknya segera berakhir, setelah saham yang baru melantai di bursa tersebut anjlok menyentuh auto rejection bawah (ARB) 6,67% ke Rp 182/saham pada penutupan sesi I ini. Tercatat asing ramai-ramai keluar dari UNIQ sebesar Rp 75,14 juta.
Sebelumnya selama dua hari berturut-turut alias sejak initial public offering (IPO) pada Senin (8/3) UNIQ selalu berhasil menduduki puncak top gainers. Pada hari pertama IPO, Senin (8/3), UNIQ melesat dan menyentuh auto rejection atas (ARA) 34,75% ke Rp 159/saham.
Sementara, kemarin (9/3), saham emiten kontraktor pertambangan batu bara ini kembali melonjak 22,64% ke Rp 195/saham.
Selain UNIQ, saham emiten jasa pertambangan dan alat berat Grup Astra, UNTR, juga tercatat ambles 3,44% ke Rp 21.750/saham. Nilai transaksi produsen alat berat Komatsu ini sebesar Rp 171,6 miliar.
Dengan ini, UNTR meneruskan pelemahan sejak kemarin (9/3) yang ditutup merosot 3,43% ke Rp 22.525.
Selama sepekan, saham UNTR tercatat hanya satu kali menghijau, yakni pada Senin (8/3), dengan melesat 7,00% ke Rp 23.325/saham. Praktis, dengan pelemahan tersebut, saham ini mencatatkan kinerja negatif selama sepekan, yakni sebesar 4,50%.
Sebelumnya, sepanjang 2020 pendapatan bersih UNTR mencapai Rp60,3 triliun atau turun sebesar 29% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Seiring dengan penurunan pendapatan, laba bersih pada tahun lalu turun sebesar 47% menjadi Rp 6,0 triliun dari Rp 11,3 triliun pada tahun 2019.
Penjualan alat berat Komatsu UNTR pada 2020 tercatat anjlok sebesar 46,54% menjadi 1.564 unit dari 2.926 unit pada tahun 2019.
Sementara, volume penjualan Komatsu pada Desember 2020 sebesar 83 units dengan pangsa pasar atau market share untuk year to date (YTD) December 2020 sebesar 29%.
Produksi batu bara UNTR juga mengalami penurunan sebesar 12,65% dari 131,2 juta ton pada 2019 menjadi 114,6 juta ton pada 2020. Penurunan produksi batu bara ini diikuti penurunan overburden removal sebesar 16,57 menjadi 825 juta bank cubic meter (BCM) pada 2020 dari sebelumnya 988,9 BCM pada 2019.
Overburden (lapisan batuan penutup) merupakan batuan yang harus disisihkan untuk kemudian dapat mencapai bijih yang ditambang dan diproses untuk selanjutnya memperoleh logam untuk keperluan bisnis.
Meski produksi turun, UNTR mencatatkan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 9,31% menjadi 9,25 juta ton pada tahun lalu, dari 8,46 juta ton pada 2019.
Adapun volume penjualan emas UNTR pada 2020 sebesar 319.700 gold equivalent ounces (GEO), turun 21,96% dari 409.700 GEO pada 2019.
Bisnis UNTR di emas dilakukan oleh anak usaha PT Agincourt Resources di tambang Martabe, sementara kontraktor pertambangan dilakukan melalui PT Pamapersada Nusantara dan penjualan batu bara melalui PT Tuah Turangga Agung.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit
