Bursa Asia

No Happy Weekend! Semua Bursa Asia Merah, duh Gusti....

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
05 March 2021 17:04
A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (5/3/2021) akhir pekan ini, menyusul kenaikan kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang berpeluang memicu investor beralih dari pasar saham ke obligasi.

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,23% ke level 28.864,32, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,47% ke 29.098,29, Shanghai Composite China turun tipis 0,04% ke 3.501,99, Straits Times Index (STI) Singapura juga turun tipis 0,03% ke 3.013,85, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,57% ke 3.026,26.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,51% ke 6.258,75 pada perdagangan akhir pekan Jumat (5/3/2021).

Data perdagangan mencatat nilai transaksi bursa masih kecil di angka Rp 16,6 triliun. Investor asing hari ini masih melakukan aksi jual dengan nilai penjualan bersih (net sell) Rp 183 miliar di pasar reguler.

Pelemahan bursa saham Asia terjadi setelah rilis data Indeks Morgan Stanley Capital (MSCI) yang anjlok 0,56%, mengesampingkan pernyataan Perdana Menteri China Li Keqiang menargetkan pertumbuhan ekonomi 6% pada 2021.

Namun, penyebab utama bursa saham Asia melemah kembali adalah kembali naiknya yield obligasi pemerintah AS (US Treasury Bond) yang dapat memicu investor beralih dari pasar saham ke obligasi.

Yield acuan Treasury AS tenor 10 tahun kembali naik 8,01 basis poin (bps) ke 1,548% pada Kamis (4/3/2021) waktu setempat.

Level tersebut merupakan penutupan perdagangan tertinggi di tahun ini, dan sejak Februari 2020 lalu. Pada Kamis pekan lalu, yield Treasury AS memang sempat menembus level 1,6%, tetapi setelah itu terpangkas dan mengakhiri perdagangan di 1,515%.

Pasar saham di Asia yang mengalami penurunan juga disebabkan oleh komentar Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell yang dilaksanakan semalam, yang bahkan mengulangi sikap kebijakan The Fed meskipun dia pikir penjualan obligasi baru-baru ini "penting".

Bos bank sentral AS (Federal Reserve/ The Fed) Jerome Powell pada Kamis menyebutkan bahwa pembukaan kembali perekonomian bisa menciptakan dorongan penguatan inflasi dan pihaknya bakal lebih bersabar menahan diri menghadapi situasi demikian.

Meski demikian, Powell mengaku telah mengetahui perihal kenaikan imbal hasil obligasi tersebut. Pekan lalu, imbal hasil obligasi acuan tersebut meroket dan sempat menyentuh angka 1,6%. Artinya, harga surat utang tersebut kian murah dan menarik untuk diburu investor yang selama ini menanamkan dananya di bursa saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular