Pengiriman Vaksin Diblok, Dolar Australia ke Bawah Rp 11.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 March 2021 13:53
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah 3 hari beruntun melawan rupiah pada perdagangan Jumat (5/3/2021) hingga kembali ke bawah Rp 11.000/AU$. Sentimen negatif datang dari tersendatnya pasokan vaksin virus corona ke Australia.

Melansir data Refinitiv, dolar Australia hari ini melemah ke 0,52% ke 10.958,81/AU$ di pasar spot. Sebelumnya dalam 2 hari terakhir, Mata Uang Negeri Kanguru ini melemah 0,98% dan 0,5%.

Vaksinasi menjadi kunci pemulihan ekonomi saat ini. Ketika pasokan vaksin tersendat, maka pemulihan ekonomi dikhawatirkan juga akan terhambat.

Italia yang memblokir pengiriman vaksin AstraZeneca-Oxford ke Australia.

Informasi ini merupakan laporan Reuters dan Financial Times. Disebutkan jika perusahaan farmasi AstraZeneca meminta pengiriman vaksin dari pabrik di Anagni Italia berjumlah 250 ribu.

Namun pemerintah Italia menolak permintaan tersebut. Sayangnya juru bicara AstraZeneca menolak mengomentari penolakan Italia itu, dikutip CNBC Internasional, Jumat (5/3/2021).

Langkah pemblokiran ini dikarenakan Uni Eropa melakukan kontrol sementara atas ekspor vaksin Covid-19 yang dibuat benua Eropa setelah adanya permasalahan dengan Astrazeneca soal pasokan vaksin.

Pemulihan ekonomi Australia sebenarnya cukup pesat, bahkan lebih baik dari prediksi. Biro Statistik Australia Rabu (3/3/2021) melaporkan produk domestik bruto (PDB) kuartal IV-2020 tumbuh 3,1% dari kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ).

Rilis tersebut lebih tinggi dari hasil survei Reuters terhadap para ekonomi yang memprediksi pertumbuhan sebesar 2,5%. Di kuartal III-2020, PDB Australia juga tumbuh 3,4%, tetapi sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi 1,1%.

Hal tersebut terjadi akibat kontraksi tajam 7% di kuartal II-2020 dan 0,3% di kuartal I-2020.

Pemulihan ekonomi Australia disebut membentuk kurva V-shape, meski pasar tenaga kerja dikatakan masih lemah, begitu juga dengan inflasi.

"Pemulihan ekonomi V-shape terjadi dimana-mana, pertumbuhan ekonomi, pasar tenaga kerja, penjualan ritel, hingga pasar perumahan," kata Craig James, ekonom di CommSec, sebagaimana dilansir Reuters Rabu (3/3/2021).

"Namun, pekerjaan masih belum selesai. Perekonomian masih sekitar 1% lebih rendah ketimbang satu tahun yang lalu. Tingkat pengangguran masih terlalu tinggi, inflasi serta pertumbuhan gaji masih terlalu rendah," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular