
Lambaikan Tangan! Rupiah Berisiko Merosot ke Rp 14.400/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis kemarin. Patut diwaspadai berlanjutnya pelemahan pada perdagangan hari ini, Jumat (5/3/2021), bahkan berisiko jauh lebih dalam. Sebabnya, yield obligasi (Treasury) AS yang kembali menanjak.
Kemarin, yield Treasury tenor 10 tahun naik 8,01 basis poin ke 1,5484%. Level tersebut merupakan penutupan perdagangan tertinggi di tahun ini, dan sejak Februari 2020 lalu.
Pada Kamis pekan lalu, yield ini memang sempat menembus level 1,6%, tetapi setelahnya terpangkas dan mengakhiri perdagangan di 1,5150%.
Kenaikan yield Treasury tersebut memberikan 3 pukulan telak bagi rupiah. 3 hal yang memberikan pukulan telak. Yang pertama memburuknya sentimen pelaku pasar yang tercermin dari jebloknya bursa saham, yang kedua risiko capital outflow di pasar obligasi sebab selisih yield antara Treasury dengan Surat Berharga Negara (SBN) menjadi menipis, dan yang terakhir melesatnya indeks dolar AS.
Indeks yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam ini kemarin ikut melesat bersama yield Treasury. Indeks dolar AS menyentuh level tertinggi dalam 3 bulan terakhir setelah mengakhiri sesi di level 91,614 atau melesat 0,73%.
Secara teknikal, tekanan bagi rupiah cukup besar setelah menembus ke atas (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye).
Selama tertahan di atas dua MA tersebut, rupiah cenderung masih tertekan.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu, indikator stochastic sudah masuk wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang sudah berada di wilayah overbought dalam waktu yang cukup lama membuka ruang bangkitnya rupiah.
Rupiah kini berada persis di resisten terdekat di kisaran Rp 14.260/US$, selama tertahan di atasnya rupiah berisiko menguji kembali Rp 14.300/US$.
Resisten kuat berada di kisaran Rp 14.330-14.350/US$, jika berhasil ditembus berisiko jeblok ke Rp 14.370 hingga 14.400/US$.
Sementara support terdekat berada di kisaran Rp 14.200/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.160 (kisaran MA 100).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri Resesi! IHSG Ambrol 2,6%, Rupiah Tak Mampu Menguat
