
Sudah Tertekan Parah, Hati-hati Sesi 2 IHSG Belum Aman!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,37% atau turun 87,5 poin ke 6.289,2 di sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (4/3/2021). Sebanyak 124 saham mengalami kenaikan nilai kapitalisasi pasar, 354 saham turun, dan 139 stagnan.
Nilai transaksi yang tercatat pada sesi I mencapai Rp 8,95 triliun. Asing mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp 11,9 miliar.
Koreksi yang tajam juga tak luput dari kinerja bursa Wall Street AS yang buruk pagi tadi.Melansir data Refinitiv, indeks Dow Jones melemah 0,39% ke 31.270,09, S&P 500 merosot 1,3% ke 3,819,72, dan Nasdaq jeblok 2,7% ke 12.997,75.
Wall Street yang kembali merosot tentunya memberikan sentimen negatif ke pasar Asia hari ini, termasuk ke IHSG. Apalagi kemerosotan Wall Street terjadi akibat naiknya imbal hasil atauyieldTreasury (obligasi AS).
Yield Treasury menjadi hantu yang menggentayangi pasar finansial global sejak pekan lalu. Yield Treasury AS tenor 10 tahun kemarin naik 5,54 basis poin ke 1,4704%, sebelumnya bahkan sempat menyentuh level 1,498%.
Mayoritas indeks saham di Bursa Asia hari ini juga berada di zona merah, kecuali indeks Straits Times yang mengalami apresiasi sebesar 0,41%.
Analisis Teknikal
![]() IHSG Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas tengah dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terkoreksi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.344. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.236.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 39 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual, akan tetapi RSI terkonsolidasi turun setelah sebelumnya menyentuh level jenuh beli sehingga menandakan IHSG akan terkoreksi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas tengah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500