Proyeksi Broker

Wall Street Drop, Bursa Asia Nyungsep, Bagaimana Nasib IHSG?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
04 March 2021 08:48
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah sekuritas menilai ada peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) kembali melanjutkan tren kenaikannya pada perdagangan hari ini, Kamis (4/3/2021) seiring tren bullish yang diperkirakan masih akan berlanjut di tengah pelemahan bursa saham Wall Street Rabu kemarin.

Pada perdagangan Rabu, IHSG sempat melemah di awal perdagangan, namun mampu berbalik menguat sebesar 0,28% ke level 6.376,75 poin pada sesi kedua perdagangan dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,63 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,44 juta kali.

Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 521,75 miliar.

Adapun pagi ini bursa Asia terpuruk, di mana Nikkei 225 minus 1,50%, Hang Seng terkoreksi 1,29% dan Shanghai juga drop 0,97%. Hanya STI Singapura yang naik 0,23%.

Dalam riset yang dipublikasikan MNC Sekuritas, terdapat dua skenario pada IHSG pada perdagangan hari ini. Selama IHSG belum mampu menembus resistance (batas atas) 6.505, maka penguatan IHSG akan relatif terbatas hanya untuk membentuk wave [y] dari wave B ke area 6.400-6.500.

"Namun, apabila IHSG berhasil menguat dengan agresif dan menembus 6.505, maka skenario merah akan berlaku, di mana IHSG akan membentuk wave 3 dari wave (5)," tulis MNC Sekuritas, Kamis (4/3/2021).

MNC menilai, tetap waspadai support 6.173, bila IHSG terkoreksi ke bawah level tersebut, maka MNC Sekuritas memperkirakan IHSG sudah terkonfirmasi menyelesaikan wave B. Hal tersebut berarti, IHSG akan rawan terkoreksi ke area 6.000-6.100 terlebih dahulu.

Sementara itu, PT Samuel Sekuritas Indonesia menilai, pelaku pasar juga masih akan mencermati perkembangan penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia yang Rabu kemarin bertambah sebanyak 6.808 kasus baru dengan 9.053 pasien sembuh.

Kasus-kasus baru tersebut membuat total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 1.353.834 kasus, dengan rasio kasus tertutup 89,1% per 3 Februari.

Samuel juga meyakini, saham-saham di sektor perbankan, komoditas, dan properti masih menjadi primadona para investor saat ini. Sementara itu, IHSG diperkirakan akan menguat didorong oleh katalis domestik.

"Pasar domestik masih akan menjadi katalis utama pergerakan IHSG hari ini, di tengah penurunan bursa global. Selain itu, program vaksinasi di Indonesia sudah mulai menunjukkan hasil yang positif, karena jumlah kasus harian baru cenderung menurun," ungkap Samuel Sekuritas.

Wall Street pada Rabu (3/3/2021) kembali loyo. Ini terjadi setelah pasar mendapat sentimen negatif akibat data ekonomi Amerika Serikat(AS) yang mengecewakan dan kekhawatiran imbal hasil US Treasury atau obligasi AS.

Dow Jones Industrial Average turun 0,4% menutup sesi di level 31.270.09. Indeks S&P 500 juga ditutup turun 1,3% menjadi 3.819,72, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan saham teknologi jatuh 2,7% di level 12.997,75.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular