Bursa Asia 'Ambruk', IHSG-KOSPI & Straits Times Selamat!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
02 March 2021 16:53
bursa korea
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup bervariasi mayoritas melemah pada perdagangan Selasa (2/3/2021), mengindikasikan aksi ambil untung pemodal setelah kemarin mencetak reli di awal pekan.

Kekhawatiran dari regulator perbankan dan asuransi China yang menyatakan bahwa meledaknya gelembung (bubble) di bursa-bursa saham di luar Negeri Panda juga menjadi penyebab mayoritas bursa saham Asia mulai berguguran pada hari ini.

Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China sama-sama ditutup merosot 1,21%. Sedangkan untuk indeks Nikkei Jepang ditutup terkoreksi 0,86% ke 29.408,17.

Adapun sisanya yakni indeks KOSPI Korea Selatan, Straits Times Index (STI) Singapura, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia masih beruntung dan mampu bertahan di zona hijau.

Indeks KOSPI Korea Selatan ditutup melesat 1,03% ke level 3.043,87 dan STI Singapura menguat tipis 0,03% ke 2,973,87.

Selain KOSPI dan STI, keberuntungan juga terjadi di IHSG, di mana indeks bursa saham acuan Republik Indonesia tersebut tak ikutan merosot dengan indeks saham Asia lainnya. IHSG berhasil survive dan ditutup menguat 0,33% ke level 6.359,21.

Nilai transaksi bursa RI masih terbatas yakni sebesar Rp 14 triliun. Sementara itu asing melakukan beli bersih tipis Rp 27,65 miliar.

Pelemahan di beberapa bursa saham Asia terjadi karena investor kembali merealisasikan keuntungannya setelah pada perdagangan kemarin bursa Asia mayoritas melesat tinggi.

Di China, regulator perbankan dan asuransi China menyatakan kekhawatiran meledaknya gelembung (bubble) di bursa-bursa saham di luar Negeri Panda.

Insitusi finansial jumbo tersebut mengatakan Beijing sedang mempelajari cara untuk mengatur arus modal yang keluar untuk mencegah terjadinya turbulensi di pasar modal lokal.

"Pasar modal global sudah mulai merasakan efek samping kebijakan fiskal dan moneter yang datang akibat pandemi Covid-19," ujar Guo Shuqing, Ketua China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC) alias OJK-nya China, dilansir Reuters.

"Pasar modal ditransaksikan di level tinggi di Eropa, AS, dan negara maju lain, dimana sangat berkebalikan dengan ekonomi riil," tambah Guo.

Sementara itu di Korea Selatan (Korsel) yang membuat bursa sahamnya mampu bertahan adalah sentiment positif dari data indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) Korsel periode Februari 2021.

IHS Markit melaporkan PMI Korsel kembali berekspansi menjadi 55,3 atau tumbuh 2,1 poin. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula, jika di atas 50 maka dunia usaha masih melakukan ekspansi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular