
Kokoh di Level 6.300-an, IHSG Dibuka Menguat Menuju 6.400

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Selasa (2/3/21). Indeks acuan bursa nasional tersebut naik 0,46% ke 6.367,43. Selang 10 menit IHSG masih menghijau 0,35% di angka 6.360,77.
Nilai transaksi pagi ini sebesar sebesar Rp 1,7 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 18 miliar di pasar reguler.
Asing melakukan pembelian di saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) sebesar Rp 15 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 32 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilego Rp 14 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang dijual Rp 5 miliar.
Dari pasar global, TurunnyayieldTreasury langsung membawa bursa saham AS (Wall Street) meroket pada perdagangan Senin waktu setempat.
Indeks Dow Jones menguat 1,95%, S&P 500 meroket 2,38%, dan Nasdaq memimpin setelah melesat lebih dari 3%. Sepanjang pekan lalu ketiga indeks ini terpuruk akibat naiknyayieldTreasury.
Yieldyang tinggi akan memikat investor mengalihkan dananya dari bursa saham ke pasar obligasi.
"Yieldsangat menentukan. Di kisaran 1,5%, yield obligasi bisa kompetitif dibandingkan dividendyielddi pasar saham. Ingat, tidak ada risiko di obligasi, uang Anda kembali 100%," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel yang berbasis di Virginia (AS), seperti dikutip dariReuters.
Ketua The Fed, Jerome Powell, pada rapat kebijakan moneter 16 - 17 Maret waktu setempat diperkirakan akan mengaktifkan kembali Operation Twist yang pernah dilakukan 10 tahun yang lalu, saat terjadi krisis utang di Eropa.
Operation Twist dilakukan dengan menjual obligasi AS tenor pendek dan membeli tenor panjang, sehingga yield obligasi tenor pendek akan naik dan tenor panjang menurun. Hal tersebut dapat membuat kurva yield melandai.
The Fed sudah 2 kali menjalankan Operation Twist, pada 2011 dan 1961.CNBC International melaporkan pelaku pasar yang mengetahui perihal operasi tersebut mengatakan jika The Fed sudah menghubungi dealer-dealer utama untuk menjalankan operasi tersebut.
Mark Cabana, ahli strategi suku bunga di Bank of America Global Research, mengatakan Operation Twist merupakan kebijakan yang sempurna untuk meredam gejolak di pasar obligasi.
"Operation Twist, dengan menjual obligasi tenor rendah dan membeli tenor panjang secara simultan adalah kebijakan yang sempurna menurut pandangan kami," kata Cabana, sebagaimana dilansirCNBC International, Senin (1/3/2021).
Cabana menyebut Operation Twist "membunuh tiga burung dengan satu batu". Yang pertama menaikkan yield jangka pendek, kemudian stabilitas yield jangka panjang, serta tidak akan menaikkan balance sheet.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500