
Horee! Nikkei Meroket, Hang Seng Terbang, IHSG Melejit

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup beterbangan pada perdagangan Senin (1/3/2021) awal pekan sekaligus awal perdagangan di Maret 2021, menyusul kelegaan investor global di tengah turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perkembangan positif terkait pandemi.
Tercatat indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan bursa saham Asia hari ini, di mana indeks saham acuan Negeri Matahari Terbit tersebut meroket 2,4% ke level 29.662,28.
Selanjutnya, penguatan terbesar juga terjadi di indeks Hang Seng Hong Kong yang terbang 1,63% ke 29.452,57. Indeks Shanghai Composite ditutup melesat 1,21% ke 3.551,4 dan indeks Straits Times Singapura menguat 0,81%.
Namun sayangnya, penguatan bursa saham Asia hari ini tidak dialami oleh indeks KOSPI Korea Selatan, karena indeks saham acuan Negeri Ginseng tersebut tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati Hari Kemerdekaan Samil (perjuangan kemerdekaan dari pendudukan Jepang).
Melonjaknya indeks utama Asia juga berdampak ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di mana indeks bursa saham acuan Republik Indonesia (RI) tersebut melesat 1,55% ke level 6.338,51 dan akhirnya IHSG berhasil menembus level psikologis 6.300.
Nilai transaksi bursa masih terbatas yakni sebesar Rp 13,98 triliun, atau jauh dari nilai transaksi di periode awal Januari yang menyentuh Rp 24 triliun. Mayoritas investor asing memilih memborong saham dengan nilai pembelian bersih (net buy) Rp 128 miliar di pasar reguler.
Di China, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor manufaktur mereka berada di angka 50,6 atau masih ekspansif.
Angka itu memang di bawah posisi Januari sebesar 51,3. Rilis hasil survei lain menunjukkan manufaktur China per Februari masih tumbuh meski dengan laju yang melambat.
Selain itu, lonjakan indeks saham Asia terjadi setelah yield acuan obligasi pemerintah AS (US Treasury Bond) terus menurun dari level tertingginya pekan lalu. Kenaikan imbal hasil obligasi tersebut membuat bursa saham menjadi kalah bersaing.
Mengawali bulan Maret ini, bursa saham global memang mendapatkan suntikan sentimen positif dari kemajuan vaksinasi dan kian dekatnya paket stimulus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) memberikan izin penggunaan vaksin sekali suntik besutan Johnson & Johnson untuk orang berumur 18 tahun ke atas. Perseroan menyiapkan dosis awal sebanyak 4 juta.
Sementara itu di AS, DPR AS telah meloloskan Undang-Undang (UU) yang mendasari keluarnya paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun yakni UU American Rescue Plan 2021. Selanjutnya, Presiden AS Joe Biden hanya perlu mengantongi izin Senat untuk merealisasikan rencana stimulus tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
