Tak Cuma yang Mini, Saham Bank Raksasa Juga Diborong Investor

Putra, CNBC Indonesia
01 March 2021 10:02
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kenaikan harga saham bank-bank kecil alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 3 triliun - Rp 5 triliun) akibat spekulasi investor dampak dari POJK konsolidasi perbankan mini, perbankan raksasa alias bank BUKU IV (bank dengan modal inti Rp 30 triliun ke atas) juga berhasil melesat hari ini.

Saham perbankan besar bergerak menghijau pada perdagangan hari ini merespons berbagai sentimen positif jelang rilis PMI manufaktur yang diprediksikan akan ekspansif serta angka inflasi yang diprediksikan akan mencerminkan kenaikan daya beli masyarakat.

Simak gerak saham perbankan raksasa pada perdagangan hari ini.

Terpantau 8 perbankan raksasa yang sudah tergolong sebagai Bank BUKU IV seluruhnya bergerak menghijau.

Kenaikan paling kencang dibukukan oleh PT Bank Pan Tbk (PNBN) alias Bank Panin yang melesat 3,93% ke level Rp 1.190/unit. Selanjutnya di posisi kedua bank raksasa lain dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga terparesiasi 3,28% ke level Rp 34.650/unit.

Perbankan raksasa lain yang tergabung dalam Himbara yakni, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,49% sedangkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menanjak 2,85%, terakhir ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBNI) yang loncat 2,94%.

Dari dalam negeri hari ini akan dirilis data aktivitas sektor manufaktur Indonesia, serta data inflasi.

IHS Markit pada awal Februari lalu melaporkan PMI manufaktur periode Januari 2021 berada di 52,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,3 sekaligus menjadi yang tertinggi dalam 6,5 tahun terakhir.

Yang lebih bagus lagi, ekspansi sektor manufaktur masih terjadi saat ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali. PPKM tersebut sebelumnya dikhawatirkan membuat ekspansi sektor manufaktur melambat.

"Sektor manufaktur Indonesia masih berada di jalur pemulihan pada awal 2021. Produksi industri dan pesanan baru (new orders) meningkat ke posisi tertinggi. Tren ini akan mendorong kepercayaan diri pelaku usaha," kata Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Jika ekspansi sektor manufaktur berlanjut di bulan Februari bahkan bisa lebih tinggi lagi tentunya akan memberikan dampak positif di pasar keuangan Indonesia.

Selain itu, Badan Pusat Statistik hari ini akan merilis dirilis data inflasi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Februari 2021 adalah 0,08% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Sementara dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) adalah 1,36%.

Jika konsensus tersebut tepat, artinya inflasi di Indonesia akan semakin melambat, sebab di bulan sebelumnya tercatat sebesar 0,26% MtM, dan 1,55% YoY.

Meskipun demikian ini lebih baik daripada kuartal terakhir tahun lalu dimana daya beli masyarakat terapantau melemah setelah terjadi deflasi tiga bulan beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular