Bursa Asia Kebakaran, Hampir Semua Ambles Dalam

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
26 February 2021 17:17
pasar saham asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup anjlok pada perdagangan Jumat (26/2/2021) akhir pekan ini, karena pelaku pasar global masih khawatir melihat lonjakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Tercatat indeks Nikkei Jepang menjadi yang terparah dalam koreksi bursa saham Asia hari ini, di mana indeks saham Negeri Matahari Terbit tersebut ambrol hingga hampir 4% atau lebih tepatnya ambrol 3,99% ke level 28.966,01.

Selanjutnya, pelemahan indeks Hang Seng Hong Kong juga yang terparah setelah indeks Nikkei. Indeks Hang Seng pun berakhir ambles 3,64% ke 28.980,21.

Selanjutnya indeks KOSPI Korea Selatan ditutup terjatuh 2,8% ke 3.012,95, Shanghai Composite China longsor 2,12% ke 2.949,04, dan indeks Straits Times Singapura melemah 0,82%.

Amblesnya indeks utama Asia juga berdampak ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di mana indeks bursa saham acuan Republik Indonesia (RI) tersebut terkoreksi 0,76% ke level 6.241,79.

Namun, dikala IHSG terkoreksi, investor asing malah merangsek ke pasar saham RI melalui pasar reguler sebanyak Rp 31 miliar.

Amblesnya bursa saham Asia dipicu dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang juga berjatuhan pada perdagangan Kamis (25/2/2021) waktu setempat akibat munculnya kembali kekhawatiran investor terkait kenaikan yield obligasi pemerintah AS yang masih terjadi hingga kini.

Tadi malam, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh angka 1,6% atau menjadi yang tertinggi dalam setahun terakhir, meski kemudian surut pada pagi ini ke level 1,4719%.

Kenaikan itu dipicu ekspektasi bahwa ekonomi AS akan membaik dan memicu inflasi. Apalagi, vaksinasi terus dijalankan sementara stimulus fiskal Washington kian dekat dengan kenyataan sehingga berpeluang memacu permintaan.

"Jika melihat yield riil, mereka terlalu rendah jika mempertimbangkan ekspektasi pertumbuhan dan sepertinya yield riil dalam jangka panjang akan terus menguat seiring dengan membaiknya data ekonomi," tutur Charlie Ripley, perencana investasi senior Allianz Investment Management, sebagaimana dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular