
4 Bank Mini Jawara Top Gainers, Grup Bakrie-MNC Jadi Losers

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri reli penguatan selama 3 hari dengan ditutup melemah hari ini.
Data BEI mencatat, IHSG terkoreksi 0,35% ke level 6.251,05 pada penutupan sesi II perdagangan Rabu (24/2/2021).
Menurut data BEI, ada 198 saham naik, 275 saham merosot dan 169 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,98 triliun dan volume perdagangan mencapai 30,57 miliar saham.
Investor asing pasar saham ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 245,69 miliar di pasar reguler. Asing juga mencatatkan aksi beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 56,51 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (24/2).
Top Gainers
Bank Artha Graha Internasional (INPC), saham +34,41% Rp 125, transaksi Rp 27,1 M
Bank Neo Commerce (BBYB), +23,66% Rp 810, transaksi Rp 65,2 M
Bank Net Indonesia Syariah (BANK), +21,43% Rp 1.785, transaksi Rp 387,8 M
Bank Ganesha (BGTG), +16,07% Rp 130, transaksi Rp 56,3 M
Lotte Chemical Titan (FPNI), +14,29% Rp 304, transaksi Rp 60,0 M
Top Losers
Diagnos Laboratorium Utama (DGNS), saham -6,79% Rp 755, transaksi Rp 64,4 M
Harum Energy (HRUM), -6,52% Rp 6.450, transaksi Rp 244,0 M
Energi Mega Persada (ENRG), -6,30% Rp 119, transaksi Rp 30 M
MNC Land (KPIG), -6,00% Rp 141, transaksi Rp 36,9 M
Ever Shine Tex (ESTI), -4,35% Rp 88, transaksi Rp 9,6 M
Top gainers hari ini didominasi oleh saham-saham bank mini atau bank kategori BUKU II (bank umum kelompok usaha dengan modal inti Rp 1-5 triliun).
INCP mencatatkan lonjakan harga paling tinggi sebesar 34,41% Rp 125/saham, dengan nilai transaksi Rp 27,1 miliar.
Lonjakan harga saham-saham bank mini tersebut tampaknya masih didorong oleh sentimen konsolidasi perbankan yang mewajibkan modal inti bank minimal Rp 2 triliun di tahun ini oleh OJK.
Menurut Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020, bank diharuskan memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun tahun 2020, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022, sehingga, ada spekulasi, bank-bank yang belum memenuhi ketentuan harus melakukan merger atau akuisisi atau penambahan modal dari pemilik bank tersebut.
Sinyal akan lebih ramainya aksi korporasi berupa merger pada tahun ini sempat dihembuskan Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso.
Menurut Wimboh, dengan mempertimbangkan persaingan industri jasa keuangan ke depan yang akan semakin ketat dengan era digitalisasi, kebutuhan modal juga harus semakin kuat, terutama di sektor perbankan.
"Trennya [di 2021] akan lebih banyak lagi bank yang melakukan akuisisi dan merger," kata Wimboh, dalam pemaparan secara virtual, Selasa (26/1/2021).
Menurut Wimboh, tren konsolidasi industri jasa keuangan diyakini akan lebih cepat dengan. Hal ini terlihat dari belakangan ini ada 4 bank yang sudah melakukan merger untuk meningkatkan daya saingnya di industri.
"4 bank merger dalam rangka itu, apabila bisa memenuhi sendiri silakan. Permodalan ini suatu proses yang dinamis karena kompetisi akan berat dengan teknologi," ujarnya.
Merosotnya IHSG hari ini bersamaan dengan mayoritas bursa besar di benua Asing yang juga terkoreksi.
Indeks Hang Seng tercatat mengalami koreksi paling dalam sebesar 2,99% ke 29.719,24. Kemudian disusul oleh KOSPI yang terjun 2,45% ke 2.994,98.
Di tempat ketiga, Indeks Shanghai Composite yang ambles 1,99% ke 3.564,08. Lalu, ada Nikkei 225 yang juga merosot sebesar 1,61% ke 29.671,70. Tercatat, hanya Indeks Straits Times yang berhasil naik 1,27% ke 2.927,49.
Adapun saham Grup MNC yakni PT MNC Land Tbk (KPIG) masuk top losers dengan koreksi 6%, sementara saham emiten migas Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga ambles 6,30%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Deretan Saham Top Gainers & Loser Pekan Ini