Analisis Teknikal

Bursa Utama Asia Merah Membara, IHSG Bakal Ikutan Nih?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 February 2021 08:19
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat 0,28% pada perdagangan Selasa kemarin ke 6.272,807. Meski penguatan tidak terlalu besar seperti awal pekan lalu, tetapi data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 505 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi nyaris Rp 13 triliun. Di awal pekan lalu, investor asing melakukan aksi beli bersih lebih dari Rp 500 miliar.

Tidak hanya 2 hari terakhir, capital inflow Indonesia sudah terjadi sejak awal tahun ini. Hal tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Aliran modal asing ke negara emerging melonjak tinggi maka nilai tukar menguat dan nilai bursa saham apresiasi," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (23/2/2021).

Berdasarkan data IIF, aliran modal asing masuk ke negara berkembang selama Januari 2021 tercatat US$ 53,5 miliar. Terdiri dari saham US$ 9,4 miliar dan Surat Utang US$ 44,2 miliar.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (24/2/2021), IHSG berisiko berbalik melemah melihat indeks saham utama Asia yang merah membara pagi ini. Indeks Nikkei Jepang merosot 0,9%, sementara Kospi Korea Selatan turun 0,21%.

Meski demikian, ada sentimen positif dari ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, dalam testimoninya di hadapan Kongres AS mengatakan jika inflasi masih lemah dan pemulihan ekonomi masih dipenuhi ketidakpastian.

Pernyataan tersebut menegaskan jika kebijakan The Fed belum akan berubah dalam waktu dekat, yang membuat kecemasan pasar mereda.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan dari 2 hari terakhir. IHSG yang bertahan di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang memberikan potensi penguatan.

Pada perdagangan Selasa (16/2/2021), muncul lagi pola Doji, secara psikologis pola ini mengindikasikan pasar masih kebingungan menentukan kemana arah IHSG. Pergerakan dalam 2 hari terakhir menunjukkan hal tersebut, IHSG menguat di awal perdagangan sebelum berbalik melemah.

Dengan munculnya pola Doji, peluang IHSG ambrol atau melesat sama besarnya.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam sudah keluar dari wilayah overbought, sehingga tekanan turun sedikit berkurang. 

IHSG kemarin berhasil menembus 6.260 yang kini menjadi support terdekat. Selama bertahan di atasnya, IHSG berpeluang ke 6.300 lagi. Target penguatan selanjutnya di 6.340.

Sementara jika kembali ke bawah 6.260, IHSG berisiko turun ke support menuju 6.200. Jika level tersebut ditembus IHSG akan turun ke 6.160 sebelum menuju 6.110.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular