Semua Bursa Asia Hijau, Kecuali Shanghai & KOSPI!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
23 February 2021 16:48
A woman walks past an electronic board showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) at the Korea Exchange in Seoul, South Korea, March 25, 2019.    REUTERS/Kim Hong-Ji
Foto: Kospi (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas ditutup di zona hijau pada Selasa (23/2/2021), menyusul fokus investor memantau perkembangan pandemi, pemulihan ekonomi, dan kinerja korporasi.

Hanya indeks Shanghai China dan KOSPI Korea Selatan yang ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini. Shanghai melemah 0,17% ke level 3.636,36 dan KOSPI terkoreksi 0,31% ke posisi 3.070,09.

Sedangkan sisanya berhasil ditutup di zona hijau pada hari ini. Indeks Hang Seng ditutup melesat 1,03% ke level 30.632,64 dan Straits Times Index (STI) Singapura menguat 0,33% ke posisi 2.890,70.

Adapun indeks Nikkei Jepang pada hari ini tidak dibuka karena sedang memperingati hari ulang tahun kaisar Jepang, Naruhito.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, di mana indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,28% ke level 6.272,81.

IHSG lagi-lagi gagal ditutup menembus level psikologisnya di 6.300 pada hari ini

Data perdagangan mencatat Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 12,9 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 505 miliar.

Di China, saham blue chip lagi-lagi terkena aksi profit taking karena investor menilai valuasi saham tersebut masih tinggi. Namun, pelemahan saham blue chip tersebut dapat dibendung oleh saham keuangan, sehingga koreksi indeks saham Negeri Tirai Bambu tidak terlalu parah.

Sementara itu, investor Asia maupun Amerika Serikat (AS) cenderung melakukan trading dengan penuh kehati-hatian. Investor pun terus memantau saham-saham berbasis teknologi di kawasan masing-masing di tengah koreksi yang menerpa bursa AS (Wall Street).

Perhatian pelaku pasar juga bakal tertuju pada pidato Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat AS. Pelaku pasar menunggu komentarnya mengenai suku bunga acuan dan inflasi.

Investor di AS sejauh ini masih khawatir melihat kenaikan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun yang terus menguat. Kenaikan tersebut diikuti reli surat utang di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular