Yield Obligasi AS Naik Lagi, Dow Jones Dibuka Anjlok 176 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 February 2021 21:52
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Senin (22/2/2021), berpeluang melanjutkan koreksi yang terbentuk sepekan lalu di tengah berlanjutnya kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 176,5 poin (+0,56%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 20 menit kemudian menjadi minus 128,95 poin (-0,41%) ke 31.365,37. S&P 500 turun 20,3 poin (-0,52%) ke 3.886,44 dan Nasdaq anjlok 141,2 poin (-1,02%) ke 13.733,28.

Saham Tesla anjlok 3% setelah koreksi pekan lalu sebesar 4%. Saham Apple, Amazon, Microsoft, Netflik dan Alphabet juga terkoreksi sekitar 1%. Sementara itu, saham American Airlines melesat 4,3% setelah Deutsche Bank merekomendasikan beli saham maskapai AS.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq kemarin mencetak koreksi mingguan masing-masing sebesar 0,7% dan 1,6%. Sementara itu, Dow Jones masih bisa mencetak reli, meski tipis, yakni sebesar 0,1% berkat reli saham Caterpillar dan JPMorgan.

Beberapa investor mulai khawatir melihat kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS di tengah risiko inflasi. Yield surat utang pemerintah bertenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-pekan lalu naik, sebesar 14 basis poin (bp), melampaui level 1,34%.

Hari ini, imbal hasil obligasi yang sama kembali menguat, sebesar 3 bp, ke 1,37%.Sepanjang bulan berjalan, imbal hasil obligasi yang menjadi acuan di pasar tersebut telah menguat 28 bp. Satu bp setara dengan 0,01%.

Yield naik ketika inflasi menguat karena investor yakin bank sentral akan mengerem kebijakan longgarnya dan mengurangi pembelian aset. Imbal hasil yang tinggi bisa memicu lonjakan beban emiten obligasi yang pada gilirannya juga menekan kinerja mereka dan saham mereka di bursa.

"Pergerakan yield seharusnya diawasi investor," tutur Matt Maley, kepala perencana pasar Miller Tabak, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Pasar menuju pekan terakhir Februari dengan reli yang solid. Dow Jones dan S&P 500 melompat lebih dari 5% selama sebulan berjalan ini, sedangkan Nasdaq meroket 6,2%. Indeks saham berkapitalisasi pasar kecil, Russell 2000, melesat hingga 9,3%.

Pemodal hari ini akan memantau pidato Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell di hadapan Komisi Perbankan Senat AS. Komentarnya seputar suku bunga dan inflasi akan menjadi penentu arah pasar sepekan ini.

Di sisi lain, Gedung Putih menyatakan akan mengirimkan jutaan vaksin yang tertunda akibat badai salju di beberapa negara bagian. Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan bahwa ada satu warga New York yang terkonfirmasi mengidap Covid-19 varian Afrika Selatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular