Ramai Sentimen tapi Sepi Transaksi, IHSG Cuma Menguat 0,15%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 February 2021 13:00
infografis, IHSG Sepekan
Foto: Infografis/ Pergerakan IHSG Sepekan/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,15% sepanjang pekan ini ke 6.231,932. Dalam lima hari perdagangan, bursa kebanggaan Tanah Air ini menguat tiga kali.

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 556 miliar di pasar reguler sepanjang pekan ini, dengan nilai transaksi sebesar Rp 63,44 triliun. Nilai transaksi tersebut terbilang kecil dibandingkan beberapa pekan terakhir, apalagi saat di dalam negeri ramai sentimen.

Dibandingkan bursa Asia lainnya, kinerja IHSG cukup bagus, sebab bursa saham Singapura, Malaysia, dan Thailand melemah sepanjang pekan ini. Sementara bursa utama Asia, seperti Nikkei, Shanghai Composite, Hang Seng, dan Kospi menguat cukup tajam.

Dari dalam negeri, pemerintah mengeluarkan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sektor otomotif selama 2021 dan akan mulai berlaku pada 1 Maret mendatang.

Adanya relaksasi ini ditujukan untuk mendorong pemulihan industri manufaktur, salah satunya industri otomotif yang terdampak berat akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Insentif penurunan tarif PPnBM tersebut diberlakukan untuk kendaraan bermotor segmen di bawah 1.500 cc kategori sedan dan 4x2. Keputusan ini diambil setelah dilakukan koordinasi antar kementerian dan diputuskan dalam rapat kabinet terbatas.

Meski demikian, kebijakan tersebut belum mampu mendongkrak semua saham-saham otomotif. Saham PT Astra International Tbk (ASII), justru melemah 1,28% sepanjang pekan ini, meski pada hari Senin sempat menguat 1,7%. Kemudian PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) melemah 2,68%

Sementara PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Indomobil Multi Jasa (IMJS) masing-masing melesat 14,8% dan 4,29%.

Selain relaksasi PPnBM, Bank Indonesia juga memberikan sentimen positif ke saham sektor otomotif. Kamis lalu, Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25%," kata Perry usai RDG, Kamis (18/2/2021).

Selain itu, BI melonggarkan aturan Loan to Value (LTV) untuk kredit kendaraan bermotor yang menggunakan fasilitas bank.

Kini membeli mobil melalui KKB atau Kredit Kendaraan Bermotor bisa tanpa DP alias Down Payment.

"Melonggarkan ketentuan Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, Kamis (18/2/2021).

Kebijakan tersebut, menurut BI dikeluarkan untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif.

BI juga memutuskan DP 0% bagi Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Aturan ini berlaku mulai 1 Maret hingga 31 Desember 2021.

Pembebasan uang muka ini dilakukan melalui pelonggaran Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) sebesar 100% untuk kredit properti. Artinya, seluruh kebutuhan dana dalam memperoleh kredit properti ditanggung oleh bank, konsumen tidak perlu membayar uang muka.

"Ini untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti," ujar Perry melalui konferensi pers virtual, Kamis (18/2/2021).

Kebijakan tersebut langsung berdampak pada saham-saham properti. Saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sepanjang pekan ini melesat 11,37%, kemudian PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) kenaikannya bahkan lebih tinggi lagi 14,29%.

Saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) naik 7,56%, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) +5,71%, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) +3,39%l, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) + 3,29%, dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), +2,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Siap Luncurkan Payment ID, Bisa Pantau Transaksi Keuangan

Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular