
Kerja Sama Obat Covid, Saham Kalbe Terbang, Genexine Tumbang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten farmasi swasta, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melesat kencang setelah Kalbe melalui anak usahanya PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio) menandatangani perjanjian lisensi dengan Genexine Korea Selatan.
Tercatat pada perdagangan hari ini KLBF melesat kencang 7,38% ke level Rp 1.600/unit. Bahkan KLBF menjadi saham yang paling banyak dikoleksi oleh investor asing dengan beli bersih Rp 32 miliar.
Saham KLBF juga ramai diperdagangkan dengan nilai transaksi sebanyak Rp 176 miliar dan kapitalisasi pasar sebesar Rp 74 triliun.
Kalbe Genexine Biologics didirikan pada 2016 sebagai usaha patungan antara Kalbe Farma dan Genexine (tercatat di bursa Kosdaq dengan kode 095700).
Menariknya saham Genexine yang menjalin kerjasama dengan KLBF malah ambruk pada perdagangan hari ini. Tercatat saham Genexine di bursa saham Korsel ambruk 5,41% ke harga 101.500 KRW atau setara dengan Rp 1,29 juta/saham (kurs Rp 12,72/KRW). Meskipun demikian index Kosdaq memang ambruk pada perdagangan hari ini terkoreksi 1,28%.
Sebelumnya, Sie Djohan, Presiden Direktur Kalbe Genexine Biologics yang juga Direktur Kalbe Farma, mengatakan kerja sama ini untuk mengembangkan dan melakukan komersialisasi obat imuno-onkologi GX-I7 (Efineptakin Alpha), yakni long-acting interleukin-7 yang menggunakan platform teknologi hyFc Genexine.
Perjanjian lisensi tersebut secara keseluruhan bernilai US$ 1,1 miliar atau setara Rp 15,40 triliun (kurs Rp 14.000/US$) termasukupfront paymentsenilai US$ 27 juta atau setara dengan Rp 378 miliar dan akan diikuti denganmilestoneregistrasi dan komersialisasi serta royalti sebesar 10% terhadap pendapatan penjualan.
Lisensi pengembangan dan komersialisasi meliputi wilayah Timur Tengah, Oceania, India, Afrika dan seluruh wilayah Asia kecuali Cina, Jepang dan Korea.
"Kesepakatan lisensi obat GX-I7 antara KGBio dan Genexine merupakan kesepakatan yang sangat strategis bagi kami untuk membangun portofolio produk sehingga dapat menyediakan produktherapeuticyang inovatif untuk 655 juta populasi di Asia Tenggara melalui jaringan penjualan dan pemasaran Kalbe dan terus dikembangkan di wilayah India, Oceania dan Timur Tengah," kata Sie Djohan, dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat (19/2/2021).
"Melalui lisensi ini akan terbangun kolaborasi antara KGBio dengan banyak partner global yang akan membawa KGBio ke level berikutnya, untuk menjadi perusahaan bioteknologi terkemuka di Asia Tenggara," lanjut Djohan.
Dr. Sung, CEO Genexine mengatakan, "kesepakatan lisensi dengan KGBio membuktikan produk GX-I7 memiliki value yang sangat tinggi."
"Genexine akan terus berkolaborasi secara aktif dengan partner global untuk membuktikan agar obat GX-I7 diakui sebagai obat imuno-onkologi yang inovatif," katanya.
Selain uji klinik GX-I7 yang dilakukan sebagai obat imuno-onkologi, KGBio juga sedang melakukan uji klinik fase-2 untuk obat Covid-19 di Indonesia dengan harapan dapat mengurangi resiko pasien Covid-19 ke kondisi yang lebih parah.
Sebelumnya KGBio telah mendapat persetujuan pelaksanaan uji klinik (PPUK) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM).
GX-I7 adalah satu-satunya long-acting interleukin-7 dalam pengembangan di dunia yang dapat meningkatkan jumlah limfosit absolut. Peningkatan jumlah limfosit oleh GX-I7 inilah yang dapat mencegah perburukan kondisi pasien Covid-19.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngenes! Saham Farmasi ARB Lagi, Kena Prank Sampe 5 Hari